Ahad 26 Dec 2021 18:55 WIB

GISAID Catat Ada 44 Kasus Omicron di Indonesia

GISAID mencatat ada 44 kasus Omicron di Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mencatatkan angka Covid-19 varian Omicron sebanyak 41 kasus hingga Ahad (26/12) sore. Dilansir dari situs Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) Indonesia telah melaporkan 44 kasus baru Omicron.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan saat ini pemerintah mengintensifkan upaya pelacakan kasus dan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan SARS-CoV-2 varian Omicron, termasuk di antaranya melakukan pemeriksaan pada para pelaku perjalanan dari luar negeri.

Baca Juga

"Kalau suspek hanya yang bisa dari hasil pemeriksaan S-gene Target Failure (SGTF) yang hanya 100 sampel, tapi kalau saat ini semua sampel positif PCR pelaku perjalanan luar negeri ini diperiksa genom sekuensingnya," katanya saat dikonfirmasi, Ahad (26/12).

Nadia juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan penyebaran Omicron yang sangat cepat, menunda perjalanan ke Luar Negeri, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Kesadaran diri untuk tidak bepergian terlebih dahulu harus dilakukan. Apalagi di tengah suasana libur Natal dan Tahun Baru ini penting bagi kita untuk saling menjaga satu sama lain," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, virus corona varian omicron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. Di sisi lain, varian baru ini kemungkinan besar tidak menyebabkan gejala parah pada pasien.

Budi menjelaskan, setiap muncul varian baru, WHO biasanya mengukur tiga indikator. Laju penularannya, keparahan gejala yang diakibatkannya, dan kemampuannya menembus antibodi/imunitas.

Dia mengatakan, varian omicron sudah terbukti secara ilmiah dapat menginfeksi orang yang sudah memiliki antibodi terhadap virus corona. Baik itu orang yang memiliki antibodi karena sudah terinfeksi sebelumnya ataupun karena sudah divaksinasi.

"Varian baru ini (omicron) bisa escape immunity, bisa melewati, bisa menembus, imunitas yang terbentuk baik melalui vaksinasi maupun infeksi," kata Budi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (25/11).

"Artinya orang sudah divaksin bisa kena lagi," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement