Selasa 28 Dec 2021 07:01 WIB

Sandiaga Targetkan Kunjungan Wisman Capai 3,6 Juta Tahun 2022

Sektor parwisata saat ini sangat mengandalkan pergerakan dari wisatawan nusantara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Foto udara kawasan Jam Gadang yang ramai pengunjung di Bukittinggi, Sumatera Barat, Ahad (26/12). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dapat mencapai 1,8 juta hingga 3,6 juta kunjungan pada tahun depan.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara kawasan Jam Gadang yang ramai pengunjung di Bukittinggi, Sumatera Barat, Ahad (26/12). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dapat mencapai 1,8 juta hingga 3,6 juta kunjungan pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dapat mencapai 1,8 juta hingga 3,6 juta kunjungan pada tahun depan. Seiring tersebut, devisa pariwisata diproyeksi mencapai 470 juta dolar AS hingga 1,7 miliar dolar AS. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, pada tahun 2020 jumlah wisman ke Indonesia mencapai 4,05 juta orang kemudian menurun pada 2021 yang diproyeksi hanya mencapai 1,5 juta orang. 

Baca Juga

“Jumlah wisman ini dulu menjadi jumlah yang selalu kita kejar dari segi angka, tapi kali kita fokuskan di pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," kata Sandiaga dalam Jumpa Pers Akhir Tahun di Jakarta, Senin (27/12).

Sementara itu, devisa pariwisata tahun 2020 lalu mencapai 3,32 miliar dolar AS. Selanjutnya pada tahun ini diproyeksi anjlok menjadi 360 juta dolar AS-370 juta dolar AS. Karena itu, tahun depan diharapkan terdapat peningkatan kembali dari sisi kunjungan wisman serta devisa yang dihasilkan.

Selain wisman, Sandiaga mengatakan, sektor parwisata saat ini sangat mengandalkan pergerakan dari wisatawan nusantara (wisnus).

"Wisnus ini yang menjadi andalan dengan target 260 juta-280 juta pergerakan naik dari tahun lalu 198 juta-220 juta pergerakan,” katanya.

Adapun selain target kunjungan wisman dan pergerakan wisnus, kontribusi produk domestik bruto pariwisata ditargetkan mencapai 4,3 persen, naik dari tahun ini sebesar 4,2 persen. Sementara untuk nilai tambah ekonomi kreatif tahun depan diharapkan mencapai 1.236 triliun, naik dari 2021 yang hanya Rp 1.191 triliun. 

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar menambahkan, target wisman pada tahun 2022 memang kecil. Kemenparekraf sepakat bersama Bappenas untuk tidak memasang target tinggi. Hal itu lantaran pembukaan border tourism atau pariwisata antarnegara tetangga masih menjadi kendala.

Selain itu, masih adanya kendala terkait aksesibilitas dan kemudahan untuk masuk ke Indonesia. "Namun, adanya agenda-agenda internasional pada tahun depan diharapkan bisa memberikan devisa pariwisata yang lebih banyak," Kata Kurleni.

Kurleni menjelaskan, terkait potensi market atau originasi yang memungkinkan untuk datang ke tanah air. Bali, kata Kurleni, masih menjadi destinasi kegemaran bagi wisman asal Australia, kemudian ada wisman asal India serta Jepang yang saat ini sudah ada akses langsung dari negeri sakura tersebut. 

“Sementara untuk Batam dan Bintan, wisatawan asal Malaysia dan Singapura masih menjadi target utama,” katanya.

 Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menambahkan, originasi wisman yang disasar Indonesia sangat dinamis, lantaran sesuai koordinasi dengan Kementerian Kesehatan yang harus mempertimbangankan kasus Covid-19 di negara yang disasar.

“Dinamis sekali untuk originasi wisatawan dan juga returning home policy-nya, karena kalau returning home policy berbelit-belit, itu yang membuat wisatawan malas untuk meninggalkan negaranya,” katanya. 

Kedua, lanjut kata dia, Indonesia masih menjadi top of mind bagi wisatawan yang ingin berwisata ke tanah air. Hal itu dapat dilihat dari search volume wisatawan di mesin pencarian. 

“Perhatian sudah ada pada market itu, namun sayangnya data-data yang sangat kuat saat ini dari search volume yang tinggi itu, justru omicron sedang tinggi, inilah yang menjadi dasar pertimbangan nanti kita menetapkan fokus pasar harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement