Selasa 28 Dec 2021 22:04 WIB

Yokke Gandeng MKP Dukung Gerakan Non-Tunai

Transaksi non-Tunai merupakan salah satu upaya memutus rantai covid-19.

Red: Agung Sasongko
PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) melakukan penandatanganan kerjasama digitalisasi dan penerapan tiket elektronik
Foto: istimewa
PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) melakukan penandatanganan kerjasama digitalisasi dan penerapan tiket elektronik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pariwisata, Parkir, & Pasar Tradisional merupakan segmen penting yang erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dan penggunaan transaksi non-tunai masih relatif kecil sehingga memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Sebagai segmen penting, ketiga segmen saat ini mulai kembali bangkit setelah sempat mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 sepanjang 2020 sampai dengan pertengahan 2021 silam.

Pasar tradisional, merupakan wadah kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan yang juga merupakan fondasi dasar perekonomian suatu wilayah, di sana para petani/nelayan melakukan jual beli hasil bumi secara langsung. Pasar tradisional ini biasanya dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun (Badan Usaha Milik Daerah) BUMD. 

Baca Juga

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat 16.235 pasar tradisonal dengan 2,8 juta pedagang dan tercatat baru 475 pasar yang sudah mengakses layanan digital (yaitu minimal setiap pasar mengakses satu di antara layanan e-commerce, e-retribusi, QRIS, dan lainnya).

Sementara, industri pariwisata adalah industri yang paling terpukul akibat pandemi COVID-19 ini dengan penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75% dan wisatawan nusantara sekitar 30% menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Perlahan setelah penurunan kasus positif mulai stabil, industri pariwisata kembali menggeliat. Kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik menjadi kunci utama bagi pelaku pariwisata agar dapat bertahan di tengah pandemi. Salah satu upaya inovasi yang dilakukan adalah digitalisasi pariwisata dengan memperluas penerapan tiket elektronik atau e-ticketing pada objek-objek wisata.

Digitalisasi sarana parkir yang juga menjadi penting karena digitalisasi memberikan manfaat bagi semua pihak. Selain memudahkan pengelola, digitalisasi perparkiran juga membuat masyarakat memiliki rasa aman dan nyaman saat menggunakan jasa parkir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement