Jumat 31 Dec 2021 00:47 WIB

Cibiran yang Berubah Jadi Simpati Seusai Leg Pertama Final Piala AFF 2020

Langkah Polking ganti kiper sempat dapat cibiran dari fan Indonesia di dunia maya.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
 Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking (kiri) berselebrasi setelah Chanathip Songkrasin mencetak gol kedua pada pertandingan sepak bola leg pertama final Piala AFF 2020 antara Indonesia dan Thailand di Singapura, Rabu, 29 Desember 2021. Thailand unggul 4-0 di laga itu.
Foto: AP/Suhaimi Abdullah
Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking (kiri) berselebrasi setelah Chanathip Songkrasin mencetak gol kedua pada pertandingan sepak bola leg pertama final Piala AFF 2020 antara Indonesia dan Thailand di Singapura, Rabu, 29 Desember 2021. Thailand unggul 4-0 di laga itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Thailand sukses mencukur Indonesia, 4-0, pada leg pertama babak final Piala AFF 2020, Rabu (29/12) malam WIB. Terlepas dari kemenangan besar tim Gajah Perang tersebut, polemik muncul terkait pergantian pemain yang dilakukan pelatih timnas Thailand, Alexander Polking.

Tepat pada menit ke-75, Polking menarik keluar penjaga gawang Siwarak Tedsungnoen dan menggantikannya dengan Kawin Thamsatchanan. Pada saat itu, Thailand telah mengantongi keunggulan tiga gol atas Indonesia dalam laga yang digelar di Stadion Nasional Singapura tersebut.

Baca Juga

Cibiran sempat muncul di dunia maya, terutama yang berasal dari pendukung timnas Indonesia, terkait langkah Polking tersebut. Thailand dianggap meremehkan kemampuan Indonesia untuk bisa menyamakan kedudukan, atau setidaknya mencetak gol.

Pergantian kiper di tengah-tengah laga memang jarang dilakukan oleh seorang pelatih, kecuali apabila penjaga gawang tersebut mengalami cedera. Hal ini pula yang coba digambarkan ESPN lewat laporannya pada Kamis (30/12).

Dalam laporannya, ESPN menyebut, langkah Polking mengganti kiper mendapatkan cibiran dari fan Indonesia di dunia maya. ''Namun, cibiran dan kegemparan awal yang tercipta akibat pergantian pemain itu berubah menjadi pesan-pesan penuh hormat dan rasa simpati,'' tulis laporan ESPN tersebut.

Masuknya Kawin Thamsachanan itu ternyata merupakan cara Polking untuk memberikan kebahagian pada sang kiper cadangan. Pasalnya, pada hari yang sama leg pertama babak final, ayahanda Kawin meninggal dunia di Thailand.

Sebelumnya, Kawin memang diketahui kembali ke Thailand lantaran urusan keluarga. Namun, Kawin memilih kembali ke tim Gajah Putih untuk tampil di partai final. Ini menunjukkan pengorbanan Kawin buat timnas Thailand kendati kiper berusia 31 tahun itu bukan kiper utama.

''Saya memasukkan Kawin, karena ayahnya meninggal pada hari ini. Saya ingin memberikan kebahagiaan buatnya. Jadi, alasan ini saya kemukakan agar tidak ada salah paham. Saya tidak mau terlihat seolah-olah meremehkan timnas Indonesia,'' kata Polking, yang sedikit berlinang air mata, saat menjelasakan alasan memasukkan Kawin seperti dilansir ESPN, Kamis (30/12).

Di sepanjang laga, skuad Thailand memang terlihat begitu berbeda dalam memperlakukan Kawin. Saat Kawin masuk ke lapangan, para pemain Thailand terlihat melakukan standing ovation. Tidak hanya itu, saat Chanathip Songkrasin merayakan gol keduanya pada menit ke-52, kapten timnas Thailand itu secara khusus berlari ke pinggir lapangan.

Chanatip terlihat memeluk Kawin, yang saat itu tengah melakukan pemanasan. Chanatip pun terlihat tidak bisa menahan haru kala memeluk Kawin tersebut. Gelandang serang berusia 28 tahun itu kemudian mengunggah foto momen tersebut di akun Instagramnya. Dalam keterangannya, Chanatip menulis,''Orang yang sangat kuat.''.

Chanatip agaknya memuji kekuatan mental Kawin, yang turun memperkuat timnas Thailand di hari yang sama saat ayahnya meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement