Sabtu 01 Jan 2022 07:49 WIB

Korlantas Siapkan Antisipasi Puncak Arus Balik Nataru

Lebih dari 1,8 juta kendaraan telah meninggalkan Jakarta.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham Tirta
Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) KM 47, Karawang, Jawa Barat, Jumat (31/12/2021). PT Jasa Marga mencatat total volume kendaraan meninggalkan Jabotabek meningkat 14,7 persen atau mencapai 166 ribu kendaraan dari arus lalu lintas normal periode 2021 jelang Tahun Baru 2022.
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) KM 47, Karawang, Jawa Barat, Jumat (31/12/2021). PT Jasa Marga mencatat total volume kendaraan meninggalkan Jabotabek meningkat 14,7 persen atau mencapai 166 ribu kendaraan dari arus lalu lintas normal periode 2021 jelang Tahun Baru 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirregident Korlantas Polri, Brigjen Yusri Yunus menyebutkan, langkah-langkah pengantisipasian masih perlu dilakukan meski Operasi Lilin memasuki hari ketujuh. Terlebih karena puncak arus balik libur Natal dan Tahun Baru yang diperkirakan terjadi pada 1-2 Januari 2022.

"Masukan dari Polda dan Dishub di wilayah masing-masing, kita mengantisipasi ada dua kegiatan ke depan, karena mudik sudah selesai," ujar Yusri lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (1/1).

Baca Juga

Yusri menjelaskan, pihaknya harus mengantisipasi terjadinya arus balik yang diperkirakan akan terjadi hari ini dan Ahad (2/1), besok. Dalam prosesnya, kolaborasi dan sinergitas antara Polri dengan TNI beserta dinas perhubungan setempat perlu dilakuka.

"Kesiapan menghadapi arus balik yang rencananya tanggal 1 dan 2 puncak arus balik, kita harus antisipasi, kita berkolaborasi sinergitas antara TNI-Polri kemudian Dishub, kita siapkan pengamanan," kata dia.

Yusri mengatakan, kendaraan yang telah meninggalkan Jakarta sudah mencapai lebih dari 1,8 juta. Karena itu, sebagai langkah pengamanan dan pengecekan, telah dilakukan di beberapa titik, seperti di bandara, stasiun, dan pelabuhan.

Di samping itu, terkait pengamanan malam pergantian tahun, Yusri mengaku pihaknya dan beberapa instansi terkait, berfokus untuk mengurangi mobilitas dan euforia masyarakat, guna mencegah terjadinya ledakan gelombang ketiga kasus Covid-19.

"Kita sudah sosialisasikan ke masyarakat, bahwa memang Covid-19 sekarang ini rawan. Bagaimana untuk memutus mata rantai, bagaimana kita patuh terhadap prokes," tutur Yusri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement