Senin 03 Jan 2022 14:02 WIB

Kacang Beludru, Bisa Obati Gejala Parkinson Hingga Tingkatkan Stamina

Kacang beludru mempunyai kandungan khas yang sangat penting, yaitu L-DOPA.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Guru Besar UPI Bidang Kimia Organik Prof Dr Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si, peneliti kacang beludru
Foto: istimewa
Guru Besar UPI Bidang Kimia Organik Prof Dr Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si, peneliti kacang beludru

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Velvet beans atau kacang beludru atau kara benguk atau Mucuna pruriens tergolong dalam sub keluarga Pappionaceae, keluarga Leguminoceae, dan spesies kacang beludru. Genus ini ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, kacang beludru dibudidayakan di Jawa Tengah. 

Menurut Guru Besar UPI Bidang Kimia Organik Prof Dr Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si, seluruh bagian dari tanaman kacang beludru memiliki manfaat medis, yang telah dimanfaatkan secara tradisional sejak ratusan tahun lalu. Yakni, akarnya bersifat termogenik, anthelmintik, diuretik, dan dapat menurunkan demam. Daunnya, dapat menyembuhkan peradangan. 

Baca Juga

"Pada kehidupan sehari-hari, kacang beludru dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tempe benguk, kopi benguk, dan susu benguk. Masyarakat juga memanfaatkan kacang beludru sebagai peningkat stamina dan tingkat kesuburan pria," ujar Ratnaningsih dalam siaran persnya, Senin (3/1).

Ratnaningsih menjelaskan, kacang beludru mempunyai kandungan khas yang sangat penting, yaitu L-DOPA.  L-DOPA merupakan asam amino non-essential yang merupakan prekursor dopamin, suatu neurotransmitter penting yang sering dikenal dengan hormon bahagia. 

Kadar dopamin, kata dia, mempengaruhi emosi atau tingkat kebahagiaan, daya ingat dan kemampuan belajar, kemampuan laktasi dan seksual, dan  pengaturan gerak.  Seseorang yang mengalami gangguan kadar dopamin di dalam syarafnya dapat mengalami gangguan atau permasalahan, baik pada pengaturan gerakan tubuh, tingkat kebahagiaan, kemampuan daya ingat, atau kemampuan seksualnya. "Kadar dopamin dalam otak perlu dijaga dalam kondisi normal, tidak kekurangan, tetapi juga tidak berlebihan," katanya.

Kacang beludru tua, kata dia, mengandung sekitar 3 persen hingga 14 persen L-DOPA, dan beragam metabolit sekuder yang lain seperti, alkaloids, flavonoid, tannin, dan fenolik. Kandungan proksimat pada kacang beludru sangat beragam bergantung daerah asalnya, yang dapat meliputi  sekitar 300 g/kg protein, 50 g/kg serat, 70 g/kg lemak, 40 g/kg abu, dan 500 g/kg karbohidrat. 

"Hasil riset saya menunjukkan kacang beludru Indonesia mengandung alkaloid, tanin, saponin, dan steroid. Kadar L-DOPA pada kacang beludru Indonesia mencapai 13,9 persen," katanya.  

Kandungan L-DOPA pada kara benguk, kata dia, menjadikan kara benguk dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai gangguan yang disebabkan defisien dopamine dalam otak. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh defisien dopamin adalah Parkinson. Penyakit Parkinson adalah suatu gangguan degeneratif jangka panjang dari sistem saraf pusat yang mempengaruhi sistem motorik. 

Penyakit Parkinson, kata dia, ditandai dengan kematian dini neuron yang memproduksi dopamin. Penurunan kadar dopamin yang menyebabkan gangguan gerakan khas penderita Parkinson, seperti bradykinesia, katalepsi, tremor, dan gangguan postural serta gaya berjalan. Selain itu terdapat   gejala non-motorik yang meliputi masalah daya ingat, neuropsikiatri, dan sensorik, serta insomnia."Penyakit Parkinson hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Pengobatan yang ada saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala-gejalanya dengan meningkatkan kadar dopamin pada otak," katanya.

Namun, kata dia, mengkonsumsi dopamin secara langsung tidak dapat dilakukan. Hal itu karena dopamin tidak dapat melewati blood-brain barrier. Cara untuk meningkatkan kadar dopamin dalam otak adalah dengan menggunakan prekursor dari dopamin yaitu L-DOPA.  L-DOPA dapat melewati blood-brain barrier dan dapat diubah menjadi dopamin. 

Hingga saat ini, kata dia, pemberian L-DOPA sintetis merupakan pilihan utama pada penanganan pasien penderita Parkinson. Penggunaan L-DOPA sintetis  pada jangka waktu panjang, dapat menyebabkan komplikasi seperti delirium, perubahan mood, dan psikosis. Perkembangan progresifitas penyakit mengakibatkan peningkatan kebutuhan dosis yang lebih tinggi untuk mengatasinya. "Pengalihan ke L-DOPA alami yang terdapat pada tanaman kacang beludru diharapkan dapat mengeliminasi efek samping tersebut," katanya.

Ratnaningsih mengatakan, kemampuan biji kacang beludru untuk mengatasi gejala-gejala Penyakit Parkinson juga telah dibuktikan melalui uji farmakologi oleh berbagai peneliti. Serbuk kacang beludru juga telah dijual secara komersil. Pemberiannya menunjukkan peningkatan perbaikan gejala Parkinson pada mencit. 

Mencit juga, kata dia, tidak menunjukkan keracunan dan kerusakan organ setelah mengkonsumsinya selama 1 tahun. Terbukti pula terjadinya peningkatan kadar dopamin di cerebral cortex. Uji klinis pada manusia menunjukkan ekstrak kacang beludru mampu meringankan gejala Parkinson Pasien teramati juga tidak mengalami dyskinesia.

"Sejalan dengan hasil uji praklinis maupun klinis yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, penelitian saya pun menunjukkan kacang beludru dari Indonesia juga menunjukkan aktivitasnya untuk menangani Penyakit Parkinson," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement