Senin 03 Jan 2022 16:30 WIB

Lampung Perluas Peluang Perdagangan Komoditas

Komoditas pertanian Lampung tidak hanya ekspor tapi untuk pasar domestik juga.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani menjemur padi hasil panennya (ilustrasi). Lampung jajaki perluasan perdagangan komoditas pertanian di pasar domestik.
Foto: Antara/Jojon
Petani menjemur padi hasil panennya (ilustrasi). Lampung jajaki perluasan perdagangan komoditas pertanian di pasar domestik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berupaya memperluas peluang perdagangan komoditas pertanian di pasar domestik guna meningkatkan ekonomi daerah.

"Kita saat ini tengah berusaha memperluas penjualan hasil pertanian Lampung di pasar domestik," ujar Plt Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Senin (3/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, perluasan pasar domestik untuk menjual produk pertanian di daerahnya dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah pada 2022. Sehingga tahun ini penyerapan produk hortikultura dan pertanian di Lampung tidak hanya berorientasi ekspor tapi memenuhi pasar domestik juga."Sebab masih banyak daerah lain membutuhkan pasokan komoditas dari sini," kata Kusnardi.

Menurut Kusnardi, untuk memperluas pasar domestik, Pemprov Lampung akan melakukan penjajakan kerja sama dengan berbagai provinsi. "Kita coba jajaki kerja sama dengan skema government to government. Seperti di Jawa Timur peluang pasar kita ada sekitar 70 persen untuk memenuhi permintaan akan komoditas hortikultura," ucapnya.

Kusnardi mengatakan, untuk produk dari hasil perkebunan direncanakan diolah secara langsung di Lampung. Hal itu sebagai upaya mengurangi penjualan bahan mentah untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kita coba mengurangi penjualan barang mentah. Seperti kopi, tidak semua dijual dalam bentuk biji hijau tapi sudah diolah menjadi bubuk kopi. Ini dilakukan agar ada nilai tambah penjualan bagi petani," kata dia.

Kusnardi melanjutkan, pemerintah daerah pun membuka peluang bagi pelaksanaan kerja sama dalam hal pendampingan dan pengelolaan hasil pertanian di daerahnya. "Syaratnya, harus didirikan di Lampung, jadi komoditas yang dijual bentuknya olahan bukan mentah," ujarnya.

Diketahui, Lampung sebagai salah satu daerah penghasil produk pertanian pada kuartal II 2021 pertumbuhan ekonominya di topang sektor pertanian, perikanan dan kehutanan yang tumbuh positif sebesar 0,31 persen meningkat dibanding kuartal I 2021 yang minus 1,73 persen.

Dalam dua tahun terakhir, produksi padi Lampung sebanyak 2.164.089 ton gabah kering giling pada 2019. Sedangkan pada 2020 telah berproduksi 2.650.290 ton gabah kering giling, serta telah memproyeksikan pula peningkatan indeks pertanaman (IP) padi dari sebelumnya 200 dapat menjadi 300 dalam satu kali tanam di tahun ini.

Sedangkan untuk komoditas perkebunan berupa kopi dengan luas area lahan kopi mencapai 156.918 hektare, dengan jumlah petani sekitar 142.511 orang. Lampung juga telah memproyeksikan pada tahun 2022 produksi panen kopi Lampung dapat meningkat 94.877 ton, sehingga total produksi bisa mencapai 200 ribu ton.

Lalu untuk potensi komoditas hortikultura meliputi komoditas nanas pada 2020 mampu memproduksi buah 6.625.875,83 kuintal. Produksi manggis pada 2020 sebanyak 40.565 kuintal dengan Kabupaten Tanggamus yang memiliki produktivitas tertinggi dan produksi pisang pada 2020 sebanyak 12.089.556 kuintal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement