Senin 03 Jan 2022 14:57 WIB

Inggris akan Terapkan Wajib Bermasker di Ruang Kelas

Inggris sedang menghadapi ancaman lonjakan kasus baru varian Omicron.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Orang-orang berbaris di luar pusat vaksinasi di NHS Scotland Leith Community Treatment Centre, di Edinburgh, Skotlandia, Senin, 20 Desember 2021. Menteri Kesehatan Inggris telah menolak untuk mengesampingkan penerapan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat sebelum Natal di tengah peningkatan pesat infeksi dan ketidakpastian berkelanjutan tentang varian omicron.
Foto: ap/Jane Barlow/PA
Orang-orang berbaris di luar pusat vaksinasi di NHS Scotland Leith Community Treatment Centre, di Edinburgh, Skotlandia, Senin, 20 Desember 2021. Menteri Kesehatan Inggris telah menolak untuk mengesampingkan penerapan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat sebelum Natal di tengah peningkatan pesat infeksi dan ketidakpastian berkelanjutan tentang varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris akan menerapkan peraturan wajib bermasker di ruang kelas bagi siswa sekolah tingkat menengah. Hal itu diterapkan dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19 varian omicron.

Menteri Pendidikan Inggris Nadhim Zahawi mengungkapkan, pemerintah ingin memaksimalkan jumlah anak di pembelanjaran sekolah dan perguruan tinggi dalam waktu lebih lama.

Baca Juga

“Salah satu langkah tambahan sementara yang akan membantu mencapai hal ini sehubungan dengan lonjakan (kasus) omicron adalah merekomendasikan masker wajah dikenakan di ruang kelas sekolah menengah dan ruang pengajaran untuk pekan-pekan mendatang, meskipun tidak lebih lama dari yang dibutuhkan,” kata Zahawi dalam sebuah artikel yang diterbitkan Sunday Telegraph pada Ahad (2/1).

Inggris satu-satunya dari empat negara Britania Raya yang sebelumnya tak merekomendasikan masker wajah dikenakan di ruang kelas. Dengan angka infeksi harian pada rekor tertinggi dan warga yang dites positif Covid-19 diharuskan mengisolasi diri setidaknya selama tujuh hari, sekolah serta layanan publik lainnya di Inggris menghadapi gangguan karena kekurangan staf.

Zahawi mengatakan, beberapa pembelajaran jarak jauh akan diperlukan mengingat jumlah murid dan guru yang harus menjalani isolasi mandiri. Namun dia menambahkan bahwa pengajaran tatap muka bakal terus menjadi norma yang diharapkan dan ujian akan berjalan sesuai rencana bulan ini.

Saat ini Inggris merupakan salah satu negara Eropa yang tengah menghadapi lonjakan kasus omicron. Bulan lalu, Inggris memberi persetujuan kepada vaksin Pfizer-BioNTech untuk digunakan pada anak dengan rentang usia 5-11 tahun. Itu menjadi bagian dari upaya Inggris mengekang penyebaran Omicron.

Sejauh ini Inggris sudah mencatatkan 11,2 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 129 ribu jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement