Rabu 05 Jan 2022 09:27 WIB

Novak Djokovic Dikritik Gara-Gara Boleh Tampil di Australian Open Meski Belum Divaksinasi

Petenis yang berlaga di Australian Open 2022 harus sudah divaksinasi.

Red: Israr Itah
Novak Djokovic, dari Serbia, diberikan izin berlaga di Grand Slam Australian Open 2022 meskipun belum divaksinasi.
Foto: AP Photo/John Minchillo
Novak Djokovic, dari Serbia, diberikan izin berlaga di Grand Slam Australian Open 2022 meskipun belum divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic diperbolehkan bertanding di turnamen Grand Slam Australian Open 2022. Padahal Djokovic belum divaksinasi dan panitia penyelenggara sebelumnya menetapkan aturan hanya petenis yang sudah divaksinasi yang boleh ambil bagian pada Grand Slam pembuka tahun tersebut.

Djokovic yang mengincar gelar ke-10 Australian Open akhir bulan ini, dibolehkan bertanding pada Selasa oleh Tennis Australia. Padahal petenis yang belum divaksinasi hanya boleh bertanding dengan pengecualian medis yang diberikan oleh panel ahli independen. Panel ini mesti terdiri dari dokter bidang imunologi, penyakit menular dan umum serta prosesnya harus disepakati Departemen Kesehatan Victoria.

Baca Juga

Juara ganda putra Grand Slam tujuh kali Jamie Murray termasuk di antara yang mempertanyakan keputusan memberikan pengecualian medis kepada Djokovic. Murray mengatakan akan sulit baginya mendapatkan pengecualian serupa seandainya dia petenis Serbia itu.

"Maksud saya, saya sungguh tak tahu harus berkata apa soal itu. Saya kira jika saya yang tidak divaksinasi, saya tidak akan mendapatkan pengecualian," kata petenis asal Inggris itu saat ATP Cup di Sydney.

"Namun selamat untuknya karena sudah boleh datang ke Australia dan bertanding," sambung dia seperti dikutip Reuters, Selasa (4/1/2022).

Kapten tim Inggris Liam Broady menyatakan tak ada pilihan selain percaya bahwa Djokovic memiliki alasan benar sehingga bisa memperoleh pengecualian. Mantan petenis nomor satu tunggal Inggris Andrew Castle tak kalah kritis dengan berkata kepada BBC bahwa dia tidak terkejut dengan reaksi terhadap pengecualian tersebut tetapi menyebut keputusan itu tidak adil.

"Kita tidak tahu apa pengecualian medis Djokovic dan kita tidak akan pernah tahu karena itu pribadi. Namun dia harus memilikinya. Kita tahu ini akan terjadi ketika pengecualian diumumkan. Itu tidak adil karena dia sudah memuaskan dua panel independen," kata Castle.

"Saya dapat memahami publik Australia marah sekali," tambah Castle. "Tidak ada yang meragukan kehebatannya dalam tenis, yang menjadi perhatian di sini adalah kepemimpinan dan teladan yang dia berikan, bukan karena vaksinasi tidak wajib."

Keputusan itu sendiri dikutuk oleh pers dan para mantan atlet di Australia yang harus menjalani lockdown karena Covid-19 selama dua tahun terakhir. Penyiar yang berbasis di Melbourne Andy Maher mengatakan: "Djokovic memang pemain terhebat sepanjang masa, tetapi tidak penting."

Mantan pemain Corey McKernan mencuit: "Orang yang memiliki orang-orang terkasihnya tengah sekarat atau membutuhkan perawatan mendesak tidak bisa masuk ke negara bagian mereka sendiri. Anda larang orang tanpa vaksinasi pergi ke Coles atau kafe tetapi jika Anda nomor satu dunia maka Anda lolos?"

Jika menjuarai kembali Australia Open yang mulai berlangsung 17 Januari, maka Djokovic akan total menjadi juara Grand Slam ke-21 kalinya atau satu gelar lebih banyak dari Roger Federer dan Rafael Nadal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement