Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M.taufiqur Rahman

Rumahku, sekolah ku

Eduaksi | Monday, 10 Jan 2022, 10:47 WIB
Sumber : Klik Dokter

Pandemic Covid-19 masih berlangsung sampai detik saat ini, keterbatasan kita untuk melakukan aktivitas pun masih belum bisa normal seperti biasa. New normal adalah istilah yang ramai digunakan di saat pandemi ini, New normal adalah adaptasi kita terhadap keadaan setelah dunia diselimuti dengan virus Covid-19.Memakai masker, berjaga jarak dan melakukan vaksinisasi adalah usaha menuju keadaan yang normal kembali seperti dahulu. Hal ini dintruksikan pemerintah Negara Indonesia sepertimana yang diintruksikan WHO kepada seluruh Negara di dunia. Sehingga seluruh manusia mau tidak mau harus mengikuti informasi yang sudah diintruksikan oleh WHO. Sudah dua tahun lebih keadaan seperti ini, semua kegiatan manusia di dunia umumnya, khususnya di Indonesia ini terhenti mulai dari system kerja, ekonomi, politik bahkan sampai kedalam dunia pendidikan pun ikut terhenti. Jika terus menerus tidak berubah ataupun belum ada solusi untuk keadaan ini maka masyarakat akan jenuh. Akan tetapi pemerintah memberikan suplay bantuan kepada masyrakat berupa makanan, sembako bahkan dana sekalipun telah diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai bentuk rasa tanggung jawab pejabat pemerintah kepada masyarakatnya. Bukan hanya dalam masalah perut yang dipikirkan oleh pemerintah namun para pejabatnegru pun memikirkan bagaimana nasib anak bangsa supaya bisa tetap melakukan kegiatan belajar. Intruksi pemerintah kepada siswa-siswi dan para mahasiwa-mahasiswi di Indonesia untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan online, baik dengan menggunakan zoom, google classroom, telegram, whatsApp dan lain sebagainya. Alhamdulillah kegiatan belajar mengajar tersebut telah berjalan sekitar satu tahun lebih. Sisi positif dan sisi negative pasti kita terima, positif nya adalah kegiatan belajar para siswa ataupun mahasiswa tetap belajar walaupun dalam tengah-tengah suasana pandemic saat ini, sehingga para pelajar akan tetap mendapatkan ilmu dengan suasana yang baru, juga bagi para siswa bahkan guru yang tidak memiliki gadgetataupun perlengkapan sekolah via daring maka dibeberapa sekolah memberikan pinjaman baik itu handphone, laptop bahkan kuota internetsekalipun. Dan yang paling terpenting adalah dengan sekolah online ini membuka wawasan kepada para murid bahwa di gadget bukan hanya game saja akan tetapi banyak sekali ilmu-ilmu di dalam gadget dan aplikasinya. Disisi lainnya juga dengan adanya pandemic ini orang-orang lebih banyak waktu untuk keluarga, bercengkrama dengan mereka, saling bercerita, saling menguatkan satu sama lain sehingga dengan adanya banyak waktu luang dengan keluarga sehingga keakraban dengan kedua orangtua semakin dekat, yang tadinya jauh dan tidak pernah bercengkerama dengan keluarga namun dengan hadirnya wabah covid-19 seisi rumah semakin ceria karna satu sama lain sudah saling terbuka. Sisi negative yang banyak orang-orang keluhkan baik dari orang tua, murid bahkan gurupun ikut mendapatkan sisi negative tersebut. Rata-rata yang mereka rasakan adalah ketidakpahaman mereka terhadap teknologi, mungkin tidak semua orang memiliki gadget, laptop sebagai alat yang digunakan untuk sekolah online, ada juga yang terkendala sinyal karna rumah yang berlokasi sedikit sinyal. Sehingga para guru, murid dan orang tua mesti beradaptasi dalam menjalani kegiatan sekolah via online, supaya kegiatan tersebut tetap berjalan. Namun yang paling terasa adalah sosok orang tua yang harus senantiasa memantau anak-anaknya dalam melakukan kegiatan belajar dirumah mereka. Karna sebelum pandemic datang sang ayah sibuk dengan bekerja mencari nafkah, ibu yang sibuk dengan pekerjaan rumah sekarang harus berpindah menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah. Sehingga orang tua merasakan bagaimana sulitnya mengajarkan anak, seperti ketika jadwal sekolah anak masih tidur, atau belum rapih-rapih untuk melakukan sekolah, ini mejadi tugas tambahan khususnya sang ibu, karna disamping dia harus merapihkan lingkungan rumah, ibu juga harus memantau anaknya sekolah, khawatir dalam tengah-tengah pembelajaraan anak tidur ataupun bermain game. Karna hal inilah para orang tua merasa beban dan ingin cepat-cepat kembali sekolah seperti biasanya, supaya para orang tua bisa lebih menghargai bagaimana perjuanagan sosok guru untuk anak-anak mereka, bahwa mendidik anak agar menjadi generasi yang baik, cerdas dan memiliki budi pekerti yang baik tidak semudah membalikan telapak tangan, perlu pengorbanan waktu, tenaga, fikiran bahkan harta semua itu dilakukan para guru untuk para murid-murid nya. Hal ini menjadi sebuah cambukan bagi para orang tua yang belum bisa menghargai seorang guru agar bisa lebih menghargai bagaimana perjuanagan sosok guru untuk anak-anak mereka. Setiap kejadian yang terjadi dimuka bumi ini pasti ada hikmahnya. Dari Covid-19 kita belajar, bahwa pendidikan moral atau budi pekerti itu merupakan pembelajaran yang sangat penting. Ketika seorang murid mulai jauh dari guru dan ilmu maka sedikit demi sedikit moral mereka mulai terkikis. Maka dalam mendidik putra-putri bangsa tidak bisa lepas dari 2 komponen yakni sosok guru yang senantiasa semanagat dan sabar dalam mendidiknya, para orang tua yang senantiasa memperhatikan dan mengawasi putra-putri mereka di luar sekolah dan sekitar lingkungannya. Jika dua komponen tersebut bekerja maka tidak mustahil bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan beradab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image