Rabu 12 Jan 2022 08:03 WIB

Gejala Omicron di Kulit, Bibir, dan Kuku Bisa Jadi Tanda Darurat

CDC mendesak orang untuk mengawasi perubahan warna pada kulit, bibir, atau kuku.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Gejala omicron di kulit, bibir, dan kuku bisa jadi tanda darurat (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Gejala omicron di kulit, bibir, dan kuku bisa jadi tanda darurat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Omicron menjadi varian Covid-19 terbaru yang menjadi kepanikan di hampir seluruh dunia. Mutasi varian yang menyebar cepat mendorong angka kasus virus corona ke titik tertinggi. 

Meskipun demikian, gejala yang ditimbulkan relarif ringan, termasuk menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski kasusnya tinggi, tetapi tingkat kematiannya rendah. 

Baca Juga

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mendeteksi beberapa gejala serius omicron yang bisa menjadi "peringatan" bagi pasien. CDC mendesak orang untuk mengawasi perubahan warna pada kulit, bibir, atau kuku.

Menurut para ahli; kulit pucat, abu-abu, atau biru di salah satu area tubuh itu mungkin merupakan indikasi rendahnya kadar oksigen dalam darah. “CDC menggambarkan perubahan ini sebagai "tanda peringatan darurat,” tulis laporan, seperti dikutip dari Express.co.uk, Rabu (12/1/2022).

Jika kondisi ini terjadi, pasien disarankan segera mencari perhatian medis. Namun, ada beberapa gejala omicron yang tidak terlalu mengkhawatirkan dan mungkin juga bermanifestasi di kulit.

Sebuah studi dari aplikasi pelacak gejala ZOE, memungkinkan orang positif untuk mencatat gejala yang mereka alami, menemukan bahwa ruam kulit dan sakit mata memang bisa terjadi.

Namun, gejala-gejala ini kurang umum, dengan anak-anak lebih mungkin mengalami ruam kulit akibat omicron. Secara khusus, tiga jenis ruam tertentu telah terdeteksi. Jenis pertama dilaporkan mirip dengan biang keringat, terbentuk di area kecil dan menjadi gatal serta bergelombang saat disentuh.

Jenis kedua mirip dengan benjolan terangkat yang biasanya dikaitkan dengan gatal-gatal. Sebagian orang yang telah dites positif untuk varian tersebut juga melaporkan bercak-bercak nyeri pada kulit mereka yang mirip dengan chilblain.

Bercak-bercak ini bisa berwarna ungu atau merah dan mungkin menonjol. Meskipun perubahan kulit dapat terjadi, itu masih bukan salah satu gejala paling umum dari virus corona. Pasien yang mengalami perubahan kulit, dan mengira mereka mungkin menderita Covid-19, disarankan untuk melakukan lateral flow test. 

Baca juga : Hadapi Omicron, DIY Terus Percepat Vaksinasi Kelompok Rentan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement