Rabu 12 Jan 2022 20:15 WIB

Musim Penyakit DBD, Permintaan Trombosit Meningkat

Setiap pasien DBD biasanya membutuhkan trombosit minimal empat labuh.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga mengikuti kegiatan donor darah yang digelar PWI Perwakilan Indramayu bekerja sama dengan PMI, Rabu (12/1/2022). Saat ini, permintaan trombosit bertambah seiring meningkatnya kasus DBD.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Sejumlah warga mengikuti kegiatan donor darah yang digelar PWI Perwakilan Indramayu bekerja sama dengan PMI, Rabu (12/1/2022). Saat ini, permintaan trombosit bertambah seiring meningkatnya kasus DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Permintaan trombosit darah yang diajukan ke Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Indramayu meningkat. Hal itu menyusul cuaca tak menentu yang memicu serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Ketua PMI Kabupaten Indrmayu, Mulya Sedjati, mengatakan, di bulan ini, permintaan trombosit darah rata-rata mencapai 10-12 labuh per hari. Jumlah itu melonjak tinggi dibandingkan kondisi normal yang hanya di kisaran tiga labuh per hari.

Baca Juga

‘’Saat ini cuaca panas dan hujan silih berganti, banyak yang kena DBD. Permintaan trombosit jadi meningkat,’’ ujar Mulya, saat ditemui Republika di sela kegiatan donor darah yang digelar PWI Perwakilan Indramayu bekerja sama dengan PMI, dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional, Rabu (12/1/2022).

Mulya mengatakan, setiap pasien DBD biasanya membutuhkan trombosit minimal empat labuh. Karenanya, semakin banyak pasien DBD, maka permintaan trombosit juga semakin meningkat.

Mulya menjelaskan, untuk memperoleh trombosit, dibutuhkan perlakuan khusus saat pengambilan darah dari pendonor. Sedangkan di sisi lain, masa berlaku penggunaan trombosit pun tidak lama, hanya sekitar tiga hari sehingga menjadi kendala untuk menyetoknya.

Meski demikian, lanjut Mulya, pihaknya tetap berupaya untuk tetap bisa mememnuhi permintaan trombosit. Karena itu, PMI Indramayu membina Komunitas Darah Sehat (Komdas), yang membantunya dalam memenuhi permintaan trombosit maupun darah secara umum.

‘’Saat di PMI tidak ada stok, komunitas itulah yang membantu mencari donor pengganti. Kita prinsipnya, jangan sampai saat ada warga yang butuh darah, ternyata tidak ada. Karena bagaimanapun itu menyangkut nyawa,’’ tukas Mulya.

Mulya menambahkan, selain trombosit, kebutuhan darah secara umum di Kabupaten Indramayu mencapai 50 – 60 labuh per hari. Darah tersebut digunakan untuk memasok kebutuhan darah bagi pasien di sepuluh rumah sakit yang bekerja sama dengan PMI Indramayu. ‘’Golongan darah yang paling banyak dibutuhkan adalah O,’’ kata Mulya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai DBD. Apalagi, kondisi curah hujan di musim hujan sejauh ini tidak menentu. Hujan yang mengguyur Kabupaten Indramayu kerap berselang dengan panas terik sehingga menimbulkan genangan air.

Genangan itulah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebar penyakit DBD.‘’Kami imbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),’’ kata Wawan.

Wawan menyebutkan, sepanjang 2021, kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Indramayu tercatat ada 180 kasus. Jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan kasus yang terjadi pada 2020 yang mencapai 214 orang. "Dari kasus yang terjadi pada 2020 maupun 2021, masing-masing menyebabkan kematian sebanyak empat orang,’’ kata Wawan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement