Rabu 12 Jan 2022 20:28 WIB

Ratusan Narapidana Lapas Lhokseumawe Jalani Tes HIV dan TBC

Hasil tes tersebut, terdapat satu warga binaan yang mengidap penyakit TBC.

Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan cek darah seorang warga saat tes HIV (ilustrasi)
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Petugas melakukan cek darah seorang warga saat tes HIV (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sebanyak 633 narapidana atau warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe, Provinsi Aceh, menjalani tes kesehatan guna mendeteksi tuberkulosis atau TBC dan HIV. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lapas Kelas IIA Lhokseumawe Abu Hanifah Nasution di Lhokseumawe, Rabu (12/1/2022) mengatakan pengecekan penyakit menular tersebut diperlukan, mengingat saat ini jumlah warga binaan sudah melebihi kapasitas ruangan.

"Hari ini, sebanyak 633 warga binaan atau narapidana dicek kesehatan TBC dan HIV. Pengecekan kesehatan tersebut sebagai mendeteksi dini penyebaran penyakit menular di dalam lapas," kata Abu Hanifah.

Baca Juga

Abu Hanifah Nasution mengatakan pemeriksaan kesehatan dilakukan secara rutin tersebut bekerja sama dengan Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Petugas medis, kata Abu Hanifah Nasution, mengecekan kesehatan dengan metode tes darah untuk mendeteksi HIV dan tes dahak untuk mendeteksi TBC warga binaan.

"Untuk tes HIV langsung dapat diketahui hasilnya. Sementara untuk tes TBC, sampel dahaknya akan dibawa ke Puskesmas terlebih dahulu untuk pengujian," kata Abu Hanifah.

Abu Hanifah mengatakan kegiatan tersebut juga sekaligus untuk memeriksa kesehatan para warga binaan agar mengetahui penyakit apa yang mungkin dideritanya. "Jika ada warga binaan yang terdeteksi positif TBC atau HIV, maka dilakukan pemeriksaan lanjutkan di rumah sakit. Dan nantinya, warga binaan tersebut ditempatkan di ruang terpisah dengan narapidana lainnya," kata Abu Hanifah.

Sejauh ini, kata Abu Hanifah Nasution, di Lapas Lhokseumawe terdapat satu warga binaan yang mengidap penyakit TBC. Warga binaan itu kini telah dipisahkan ke ruangan isolasi untuk mendapatkan penanganan lebih serius. 

"Dengan kondisi kelebihan kapasitas ini, tentunya dapat menimbulkan penyakit menular. Oleh karena itu, dengan tes tersebut maka dapat mengetahui kondisi kesehatan warga binaan," kata Abu Hanifah Nasution.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement