Jumat 14 Jan 2022 07:05 WIB

Jalan Berliku Teknologi 5G di Indonesia

Keberadaan jaringan 5G belum mulus, masih banyak kendala yang dihadapi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
jaringan 5G. ilustrasi
Foto: BBC
jaringan 5G. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun lalu, tiga operator di Indonesia telah resmi meluncurkan layanan 5G secara komersial. Ketiga operator tersebut adalah Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata. Ekspektasi dari hadirnya jaringan 5G pun kian tinggi, mengingat latensi dan kecepatan yang ditawarkan. Diharapkan, hadirnya 5G akan melahirkan pula berbagai implementasi teknologi solusi yang bermanfaat bagi pemu lihan ekonomi pada masa yang akan datang.

Koordinator Standar Telekomunikasi Radio Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Indra Utama menjelaskan, di 2022 ini pemerintah akan menyiapkan aturan tambahan soal pengelolaan jaringan 5G yang memuat lima aspek, yakni regulasi spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur, ekosistem perangkat, dan talenta digital.

Baca Juga

"Semua ini harus ada regulasinya. Karena, memang ada beberapa hal yang perlu regulasi yang mendukung seperti, misalnya model bisnis, spektrum, dan infrastruktur," ujar Indra dalam webinar Menapaki Masa Depan Komunikasi Data, Selasa (11/1).

Menurut dia, dalam implementasi 5G kolaborasi menjadi sangat penting. Dalam hal ini, Indra melanjutkan, adalah kolaborasi lima elemen atau pentahelix model, yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, media, akademisi, dan dunia usaha.

"Pemerintah dalam hal ini mendapatkan tata kelola 5G yang efisien dan terarah. Dunia usaha mendapatkan peluang partisipasi mengembangkan usahanya, akademisi mendapatkan ruang inovasi dan studinya yang dijadikan basis pemerintah dalam mengambil kebijakan, sementara masyarakat mendapatkan layanan 5G de ngan kualitas terbaik. Sedangkan, media mendapatkan akses pada informasi publik secara real-time," kata Indra.

Meski menjanjikan pengembangan dunia digital yang kian progresif, bukan berarti kehadiran 5G akan mulus tanpa tantangan dan hambatan. General Manager Networks Strategy Planning Telkomsel Christian G Gustiana mengatakan, implementasi jaringan 5G saat ini tidak bisa terlepas dari berbagai tantangan dan hambatan.

Penggelaran 5G yang ideal bagi industri masih terganjal sejumlah masalah. Salah satunya terkait ketersediaan spektrum. "Regulator harus berusaha secepat mungkin untuk menetapkan setidaknya 100 MHz per operator di mid-bands 5G pertama dan 800 MHz per operator di pita mmWave pertama untuk mendukung layanan 5G yang optimal," tambah Christian.

Saat ini, ia menambahkan, Telkomsel meng gunakan spektrum 2,3 dan 2,1 GHz, serta telah tersedia di sembilan kota, 10 klaster residensial, 10 hotspot, empat event nasional, dan internasional, termasuk World Superbike 2021, dan MotoGP 2022 Mandalika, PON XX Papua 2021, Pusat Industri Digital Indonesia 4.0, dan KTT G20 di Bali tahun ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement