Ahad 16 Jan 2022 14:40 WIB

Tim Basarnas Cari Kapal Berpenumpang Hilang di Perairan Ternate

Kapal yang hilang ini bertolak dari Pelabuhan Lata-lata menuju ke Pulau Tifure.

Red: Nidia Zuraya
Tim Basarnas melakukan penyisiran saat pencarian kapal hilang. ilustrasi
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Tim Basarnas melakukan penyisiran saat pencarian kapal hilang. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut) melakukan pencarian terhadap kapal nelayan KM Imanuel 14 berpenumpang sembilan orang dilaporkan mengalami mati mesin di Perairan Batang Dua Kota Ternate. Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah di Ternate, Ahad (16/1/2022), mengatakan pihaknya menerima laporan tersebut langsung berkoordinasi dengan Lanal Ternate dan Dit Pol air Polda Malut untuk melakukan operasi SAR.

Hingga pukul 13.10 WIT, Tim SAR Gabungan diberangkatkan menuju lokasi dengan menggunakan Kapal KN SAR 237 Pandudewanata. Pihaknya mendapatkan laporan dari Komandan Posal Basarnas Bacan, Aris, bahwa Kapal KM Imanuel rute Pelabuhan Lata-Lata, Kabupaten Halmahera Selatan tujuan Pulau Tifure Batang Dua mengalami mati mesin di perairan Pulau Batan Dua Kota Ternate dan membutuhkan bantuan SAR.

Baca Juga

Pada tanggal 16 Januari 2022 sekitar pukul 08.16 WIT, KM Imanuel 14 bertolak dari Pelabuhan Lata-lata menuju ke Pulau Tifure. Setelah beberapa jam berlayar, KM Imanuel 14 dinakhodai Nur K Labao mengalami mati mesin dan terombang-ambing di Perairan Batang Dua.

Sebelumnya, Prakirawan Cuaca BMKG Ternate, Fahmi Bachdar ketika dihubungi terpisah membenarkan, pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi potensi gelombang tinggi di berbagai perairan seperti Pulau Halmahera, Pulau Morotai, perairan barat Halmahera dan sekitarnya.

Menurut dia, potensi gelombang mencapai 2.5 meter hingga 4 meter di sejumlah wilayah perairan Malut seperti perairan Batang Dua, Pulau Morotai, Loloda, Gebe, Obi dan perairan Sanana-Taliabu. Olehnya itu, kepada pemilik kapal berukuran kecil untuk tidak melaut, karena kondisi gelombang laut seperti itu akan membahayakan keselamatan saat berlayar.

Dia juga mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang dan jalan licin serta pengguna jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat pesisir diimbau untuk mewaspadai adanya gelombang tinggi.

Sementara itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Ternate telah menghentikan sementara aktivitas pelayaran antarpulau di Malut, menyusul cuaca buruk melanda daerah ini dalam dua hari terakhir. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut akibat cuaca buruk, KSOP saat ini menunda sementara keberangkatan kapal antarpulau, rute Ternate-Morotai, Ternate-Babang-Obi, Ternate-Sanana-Taliabu, Ternate-Batang Dua hingga Ternate-Manado dan Ternate-Bitung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement