Senin 17 Jan 2022 10:37 WIB

Dijual di NFT, Lukisan Kaligrafi Pelukis Jalan Braga Terdongkrak Harganya

Salah satu karya pelukis Jalan Braga Bandung dipasarkan lewat platform Opensea NFT.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gunernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan seorang pelukis jalanan di Jalan Braga, yang lukisannya dijual lewat platform NFT.
Foto: Tangkapan Layar
Gunernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan seorang pelukis jalanan di Jalan Braga, yang lukisannya dijual lewat platform NFT.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Eksperiman Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, yang memanfaatkan Non-Fungible Token (NFT) untuk menjual karya seniman Jabar, membuahkan hasil. Salah satu karya pelukis Jalan Braga, Kota Bandung, yang dipasarkan lewat platform Opensea berhasil terjual sebesar 0,09 ETH atau Rp 4,2 juta.

"Alhamdulillah, kami berhasil bereksperimen, menjualkan lukisan pelukis jalanan di Braga Bandung ini, yang biasanya 500 ribu rupiah, melonjak 8 kali lipat menjadi 4,2 juta rupiah atau 0,09 ETH di bursa NFT melalui platform @opensea," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dikutip dari Instagram pribadinya, Jumat (15/1).

Baca Juga

Oleh karena itu, Emil sedang mematangkan rencana untuk membuat akun di salah satu platform NFT untuk menjual karya digital para seniman secara kolektif untuk memberi nilai tambah. "Pemprov Jawa Barat mulai tahun 2022 membuka akun khusus di platform digital ini untuk membantu menjualkan karya para pelaku ekonomi kreatif Jawa Barat menjadi lebih berlipat nilai ekonominya," kata Emil.

"Dunia baru, cara baru untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Ayo Hijrah dan Beradaptasi," tambahnya.

Sebelumnya, pada November 2021, Emil mulai membuat akun Opensea dan mengunggah sejumlah karya lukisannya untuk dijual sebagai eksperimen. Ia juga mengajak seorang seniman Jalan Braga, Bandung, untuk mendigitalisasi lukisannya, lalu dijual di platform Opensea. 

"Saya ajak Pak Solihin, seorang seniman lukis Braga. Saya pilih satu karyanya untuk eksperimen dimasukkan ke marketplace di NFT namanya Opensea. Nanti kita lihat, kalau berhasil jadi cerita. Inilah ekonomi baru. Karena saya pemimpin yang memproduksi karya kreatif berupa lukisan maka di-upload di NFT. Juga anak saya, kenapa, karena dia generasi yang akan paham dan menjadi ekosistem di masa depan," papar Emil.

Emil pun berencana memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif untuk menjual karyanya lewat platform NFT. Rencananya, Emil akan menampung karya para seniman untuk dijual di akun NFT yang disediakan pemerintah.

"Kepentingan saya, ini cara baru, cuma orang merasa rumit. Maka saya akan buat cara membuat akun di bursanya dan dikoordinasi saja oleh kita. Jadi, bisa titip ke kita, enggak usah register lagi dan bayar lagi. Kita ibaratnya menyediakan wadah," katanya.

Secara sederhana, NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Sehingga karya seni tersebut bisa diverifikasi keasliannya dan mudah diperdagangkan melalui blockchain.

Emil menilai, NFT ini bisa membantu ekonomi dan menjamin keaslian karya atau konten digital para seniman. "Memang bisa (diduplikasi), tapi barang itu enggak bisa diperjualbelikan. Karena sekali dia masukkan karyanya (ke platform NFT), maka blockchain, teknologi yang bisa men-tracing, akan mengetahui bahwa yang aslinya bukan itu dan ditolak sistem. Sederhananya begitu," kata Emil.

Disinggung soal belum adanya kejelasan regulasi NFT, Emil berharap agar pemerintah bisa segera memberi panduan soal hadirnya potensi ekonomi digital baru. Emil juga akan memberi pemahaman kepada masyarakat soal peluang tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement