Senin 17 Jan 2022 12:26 WIB

Nakes yang Pura-Pura Lakukan Vaksinasi di Italia Diamankan Polisi

Nakes mengambil vaksin melalui jarum suntik dan mengosongkannya ke dalam tisu.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Polisi Italia telah menangkap seorang perawat di Palermo karena diduga berpura-pura memberikan vaksin Covid-19 kepada aktivis antivaksin.
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Polisi Italia telah menangkap seorang perawat di Palermo karena diduga berpura-pura memberikan vaksin Covid-19 kepada aktivis antivaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, PALERMO -- Polisi Italia telah menangkap seorang perawat di Palermo karena diduga berpura-pura memberikan vaksin Covid-19 kepada aktivis antivaksin. Tindakan itu membuat aktivis antivaksin ini dapat mengambil manfaat dari sertifikat kesehatan resmi untuk bepergian dan mengakses bar, restoran, dan transportasi umum di negara itu.

"Kami telah mengungkap plot gelap dan curang dari orang-orang yang keras kepala, orang yang tidak divaksin tanpa ragu-ragu untuk melanggar hukum,” komisaris polisi Palermo, Leopoldo Laricchia, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Penyelidik menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam perawat perempuan berusia 58 tahun yang bekerja di pusat inokulasi di ibukota Sisilia. Klip yang dirilis menunjukkan petugas kesehatan yang tampaknya mengambil dosis vaksin Covid-19 dan kemudian mengosongkan jarum suntik ke dalam tisu sebelum berpura-pura menyuntikkannya ke lengan antivaksin.

Polisi mengatakan dosis booster itu sendiri palsu dan menangkapnya dengan tuduhan pemalsuan dan penggelapan. Peristiwa ini bukan pertama kalinya dengan lusinan petugas kesehatan, termasuk setidaknya tiga dokter, telah didakwa atau diselidiki karena dicurigai memberikan suntikan palsu kepada orang-orang dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut penyelidik, orang anti-vaksin bersedia membayar hingga 300 euro untuk layanan tersebut guna menerima apa yang disebut sertifikat vaksinasi. Izin tersebut diperkenalkan oleh pemerintah Italia pada Desember lalu dan dapat digunakan untuk mengakses bioskop, pusat kebugaran, klub malam, dan stadion, serta untuk disajikan di dalam ruangan di bar dan restoran.

"Penyelidikan ini juga menunjukkan betapa sayangnya, masih ada petugas kesehatan yang tidak divaksinasi yang bekerja di rumah sakit dalam kontak dekat dengan pasien," ujar Laricchia.

Ketika negara-negara di Eropa berebut untuk memberlakukan aturan yang lebih ketat untuk menghentikan wabah varian Omikron, semakin banyak anti-vaksin  yang berusaha untuk menghindari undang-undang untuk mendapatkan paspor vaksin. Awal Desember, di Biella, sebuah kota dekat Turin di wilayah Piedmont utara, seorang pria muncul untuk vaksin Covid-19 dengan mengenakan lengan palsu yang terbuat dari silikon. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement