Senin 17 Jan 2022 14:00 WIB

Mengenal Mimbar Masjid Tertua di Malaysia

Mimbar masjid tertua di Malaysia berusia 400 tahun.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Mengenal Mimbar Masjid Tertua di Malaysia
Foto: Bernama
Mengenal Mimbar Masjid Tertua di Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID,TUMPAT -- Pemerintah Malaysia berencana untuk mendaftarkan Masjid Kampung Laut sebagai Situs Warisan Dunia di bawah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Tentu ini menjadi langkah yang disambut baik, terutama bagi masyarakat Kelantan. Namun, mungkin banyak yang belum mengetahui kisah menarik yang berkaitan erat dengan masjid, yakni mimbar atau mimbarnya yang masih utuh dan diyakini tertua di Malaysia.

Baca Juga

Melansir laman bernama.com, Ahad (16/1), mimbar yang diperkirakan berusia 400 tahun itu kini berada di Masjid Ar Rahman di Kampung Surau Pasir Pekan, Wakaf Bharu. Sebelumnya Masjid Kampung Laut direlokasi pada tahun 1970-an.

Masjid dibangun pada abad ke-18,awalnya terletak di Kampung Laut, sebelum dipindahkan sekitar 21 km ke Nilam Puri untuk melindunginya dari banjir yang telah terjadi dua kali, yaitu pada tahun 1926 dan 1966.

Kepala Departemen Seni Rupa dan Desain Universiti Pendidikan Sultan Idris Harleny Abd Arif mengatakan meskipun tidak ada informasi spesifik mengenai tanggal mimbar dibuat, usianya ditentukan oleh referensi silang teks arsitektur dan tulisan ilmiah di Masjid Kampung Laut, masjid tertua. di Malaysia. 

"Kami masih bisa menentukan usia mimbar berdasarkan arsitektur dan tanggal berdirinya Masjid Kampung Laut," kata dosen yang berpengalaman 12 tahun melakukan penelitian tentang mimbar itu kepada Bernama. 

Harleny mengatakan mimbar setinggi dua meter ini memiliki keunikan diantaranya terbuat dari kayu chengal yang kokoh dan diukir menggunakan teknik tebuk tembus bersilat dan tebuk timbul bersilat. Ada juga motif bunga ketumbit dan daun kerak nasi yang dipahat di atasnya, menunjukkan kecermatan pematungnya. 

"Mimbarnya juga menampilkan motif bunga melur pada 'papan meleh' dan panel gunungan bersulur di bagian depan dan belakangnya, sedangkan kedua sisi tempat duduk khatib diukir dengan pola sulur paut yang menarik," ujar dia.

Sementara itu, Harleny mengatakan Masjid Kampung Laut yang terletak di antara Demak di Jawa Tengah dan Kerajaan Champa, memiliki kemiripan arsitektur dengan Masjid Agung Demak. 

"Ini menunjukkan bahwa hubungan diplomatik sudah ada sejak abad ke-14 dan hubungannya dengan Masjid Kampung Laut, masjid tertua di Malaya," kata dia.

Hal senada diungkapkan oleh Azizul Azli Ahmad, dosen Departemen Arsitektur Interior, Fakultas Arsitektur, Perencanaan dan Survei, Universiti Teknologi Mara (UITM) Perak, yang mengatakan bahwa usia mimbar dapat ditentukan berdasarkan arsitektur Masjid Kampung Laut.

"Saya yakin Masjid Kampung Laut jauh lebih tua dari yang kami rekam. Masjid ini terletak di dekat laut dan sungai yang merupakan jalur perdagangan populer, jauh sebelum abad ke-17. Masjid ini tidak memiliki ukiran yang dominan,"ujar dia.

Masjid yang memiliki gaya arsitektur sederhana tanpa ukiran yang menonjol biasanya dibangun pada masa awal peradaban atau setelah terjadinya suatu peristiwa besar. 

Dosen Jurusan Arsitektur dan Lingkungan Buatan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Mastor Surat mengatakan, permukaan kayu yang tidak rata pada rangka utama masjid menunjukkan bahwa masjid ini dibangun hanya menggunakan peralatan dasar pertukangan.

"Mungkin saat itu masyarakat baru bangkit setelah runtuhnya suatu peradaban yang mungkin disebabkan oleh unsur alam seperti banjir, badai, gempa bumi dan lain sebagainya yang telah merusak harta benda dan kehidupan.Masyarakat yang tersisa masih memiliki kearifan tetapi tidak memiliki alat pertukangan," kata dia.

Sumber:

https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2043807

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement