Senin 17 Jan 2022 17:15 WIB

Kekerasan dalam Lingkaran Setan Perpeloncoan SMAN 1 Ciamis

Sebanyak 18 anak menjadi korban perpeloncoan dalam latihan pramuka SMAN 1 Ciamis

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Suasana SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Rabu (12/1/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Rabu (12/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Kegiatan pramuka di SMAN 1 Ciamis diduga jadi aksi kekerasan perpeloncoan senior kepada junior. Aksi kekerasan dalam kegiatan yang dinamai lingkaran setan itu membuat korban terluka parah.

Polres Ciamis mengungkapkan terdapat 18 orang anak yang menjadi korban dugaan perpeloncoan 'lingkaran setan' dalam kegiatan latihan pramuka yang dilakukan para siswa SMAN 1 Ciamis. Namun, dari 18 orang korban, baru tiga orang yang melapor ke polisi.

Baca Juga

Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Ciamis, Iptu Magdalena, mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara total terdapat 18 orang yang menjadi korban akibat tradisi 'lingkaran setan' itu. Dari tiga korban yang melapor, baru dua orang yang diperiksa.

"Sementara korban baru dua yang diperiksa, dari tiga yang laporan. Karena satu masih sakit," kata dia, saat dikonfirmasi, Senin (17/1/2022).

Selain telah memeriksa dua korban, Magdalena menambahkan, polisi juga telah memeriksa empat orang saksi. Empat saksi itu adalah orang tua korban, pembina, dan senior dalam ekstrakulikuler pramuka di SMAN 1 Ciamis.

Menurut dia, pihaknya juga telah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis. TKP diketahui merupakan rumah kosong yang sudah lama tak dihuni.

"Dari lokasi rumah kosong ini diamankan barang bukti berupa termos es dan speaker," kata Magdalena.

Magdalena menyebut, berdasarkan keterangan dari korban, ada delapan orang seniornya yang diduga terlibat melakukan perpeloncoan. Kendati demikian, Polres Ciamis masih belum mengarahkan kasus itu ke terduga pelaku.

"Kami masih dalam lidik. Jadi masih memeriksa dulu korban dan saksi sementara," kata dia.

Kasus dugaan perpeloncoan itu awalnya dilaporkan oleh salah satu orang tua korban, Aa Mamay (51 tahun) ke Polres Ciamis, pada Rabu (12/1/2022). Peristiwa itu diduga dilakukan di salah satu rumah alumni SMAN 1 Ciamis, yang berlokasi di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, pada Sabtu (8/1/2022).

Menurut dia, anaknya yang masih merupakan siswa kelas X di SMAN 1 Ciamis itu mengikuti latihan pramuka bersama rekan-rekan seangkatannya. Di tempat itu, para siswa kelas satu diminta membentuk lingkaran oleh seniornya, yang disebut lingkaran setan. Kemudian, mereka disuruh saling menampar secara bergantian satu sama lain.

"Tadi anak saya sama satu anak lagi dimintai keterangan oleh kepolisian," kata Mamay, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (13/1/2022). 

Sementara itu, pihak sekolah mengaku tak mengetahui adanya kegiatan itu. Kegiatan itu juga disebut tak berizin. Sekolah memang melakukan kegiatan latihan pramuka, tapi hanya lokasinya hanya di lingkungan sekolah.

"Saya baru dikasih tahu (kejadian itu) sama Wakasek urusan humas pada Ahad sekitar pukul 10.00 WIB. Tenyata ada korban di kosan terluka parah. Kami langsung bawa ke rumah sakit," kata Wakil Kepala SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah, Rabu pekan lalu.

Menurut Iim, pihak sekolah sama sekali tak tahu adanya tradisi 'lingkaran setan' dalam kegiatan pramuka. Ia baru tahu setelah adanya kasus itu.

"Saya di sini sudah mengajar 18 tahun tidak tahu ada kegiatan itu," ujar dia.

Akibat kejadian itu, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) memutuskan untuk memoratorium atau menghentikan kegiatan ekstrakulikuler (ekskul) sekolah yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis. Keputusan itu dilakukan menyusul adanya dugaan aksi perpeloncoan dalam kegiatan pramuka di SMAN 1 Ciamis. 

Baca: Ada Usulan 80 Nama Calon Ibu Kota Negara, Mengapa Nusantara Dipilih?

Baca: Duel Penagih Utang dengan Penjual Gorengan di Ciputat, Seorang Tewas

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jabar Wilayah XIII, Herry Pansila, mengatakan, kegiatan yang dihentikan sementara bukan hanya ekskul pramuka, melainkan juga ekskul lain yang berkaitan dengan fisik. Kegiatan itu dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

"Kegiatan pramuka akan kami hentikan sementara sampai nanti ada semacam revitalisasi keanggotaan. Saya minta juga harus ada pendampingan dari guru dan oembina pramuka," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/1/2022).

Baca: Sebut tak Sengaja, Garuda Tarik Snack Bergambar Kaesang dan Ganti Kemasan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement