Rabu 19 Jan 2022 17:58 WIB

Kasus DBD di Kota Mataram Melonjak, 1 Orang Meninggal Dunia

Pasien DBD yang meninggal karena telat dibawa ke fasilitas kesehatan Kota Mataram

Red: Nur Aini
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak 1 Januari 2022 sampai Rabu (19/1/2022) sebanyak 55 orang, dan satu pasien DBD dinyatakan meninggal dunia.

"Melihat data itu, kasus DBD di Mataram meningkat jika dibandingkan bulan Desember 2021 yang tercatat sebanyak 50 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.

Baca Juga

Satu pasien DBD yang meninggal, kata dia, dipicu karena telat dibawa ke fasilitas kesehatan serta adanya penyakit bawaan. Menurutnya, peningkatan temuan kasus DBD di Kota Mataram disebabkan terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu karena kadang pagi cerah, siangnya hujan.

"Kondisi itu memicu timbulnya jentik nyamuk pada setiap titik genangan air," katanya.

Terkait dengan itu, Usman mengimbau masyarakat agar waspada terhadap berbagai potensi peningkatan kasus DBD selama musim pancaroba. Masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan gerakan 3M plus (menguras bak air, menutup dan mengubur barang bekas), plus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Baca: DPR Usir Sekjen Kemensos, Risma: Aku Nggak Tahu Salahnya Apa

Baca: Koalisi Masyarakat Sunda Ancam Geruduk PDIP Buntut Pernyataan Arteria

Selain itu, Dinkes juga telah membagikan bubuk abate kepada masyarakat secara gratis melalui kader kesehatan. Bubuk abate yang dimasukkan ke penampungan air atau genangan air bisa mencegah munculnya jentik nyamuk.

"Untuk kegiatan pengasapan atau fogging tetap kita lakukan, tapi difokuskan pada kelurahan yang warganya positif terjangkit DBD," ujar Usman Hadi.

Baca: Sekolah PTM Ditutup di DKI Jakarta Terus Bertambah, Kini Ada 43

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا رَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًاۙ قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُوْنِيْ مِنْۢ بَعْدِيْۚ اَعَجِلْتُمْ اَمْرَ رَبِّكُمْۚ وَاَلْقَى الْاَلْوَاحَ وَاَخَذَ بِرَأْسِ اَخِيْهِ يَجُرُّهٗٓ اِلَيْهِ ۗقَالَ ابْنَ اُمَّ اِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُوْنِيْ وَكَادُوْا يَقْتُلُوْنَنِيْۖ فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْاَعْدَاۤءَ وَلَا تَجْعَلْنِيْ مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-A'raf ayat 150)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement