Senin 24 Jan 2022 17:38 WIB

Jumlah Kemiskinan di Tangsel Meningkat Selama 2021

Kenaikan jumlah kemiskinan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas Kemensos memberikan beras kepada warga penerima paket sembako bantuan pemerintah tahap lima kepada warga di Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten.
Foto: ANTARA/MUHAMMAD IQBAL
Petugas Kemensos memberikan beras kepada warga penerima paket sembako bantuan pemerintah tahap lima kepada warga di Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Angka kemiskinan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sepanjang 2021 bertambah sebanyak 3.580 jiwa. Angka tersebut menunjukkan ada kenaikan jumlah kemiskinan sebanyak 8 persen menjadi 44.570 jiwa dari sebelumnya pada 2020 sebanyak 40.990 jiwa.

"Jumlah penduduk kemiskinan 2020 ada 40,99 ribu, penduduk miskin pada 2021 sebanyak 44,57 ribu. Memang naik," ujar Statistisi Ahli Muda BPS Kota Tangsel Vivi Frizalda, Senin (24/1).

Baca Juga

Vivi menuturkan, angka kenaikan jumlah kemiskinan diperoleh berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Angka peningkatan kemiskinan yang terjadi, menurutnya tidak terlepas dari situasi perekonomian yang terjadi akibat terdampak pandemi Covid-19.

Namun, dia menyebut, angka peningkatan jumlah kemiskinan pada 2021 dari 2020 tidak lebih tinggi daripada kenaikan atau selisih jumlah kemiskinan yang terjadi pada 2020 dari tahun 2019.

"Angkanya naik, tapi selisihnya tidak terlalu tinggi, dilihat dari series data. 2020 ke 2021 tidak setinggi 2019 yang kondisinya biasa-biasa saja ke 2020 yang kondisinya awal Covid-19," tuturnya.

Data menunjukkan, jumlah kemiskinan pada 2019 di Tangsel tercatat sebanyak 29.160 jiwa. Artinya ada kenaikan sebanyak 11.830 jiwa atau sekitar 29 persen pada 2020 sebanyak 40.990 jiwa.

Menurut Vivi, terjadi penurunan selisih peningkatan jumlah kemiskinan tersebut tidak terlepas dari adanya upaya intervensi yang dilakukan Pemerintah Kota Tangsel untuk menekan jurang kemiskinan yang lebih dalam.

"Dengan melihat tahun 2020 ke 2021 yang kondisinya masih pandemi, tapi ekonomi bergerak, sepertinya intervensi pemerintah sedikit bisa membantu sehingga penambahan jumlah kemiskinan tidak dalam," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement