Selasa 25 Jan 2022 10:34 WIB

Tiga Saham yang Dinilai Prospektif Raih Cuan di Tengah Pelemahan IHSG

Indo Premier merekomendasikan beli saham BBNI, PTBA dan SIDO saat IHSG melemah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indo Premier merekomendasikan beli saham BBNI, PTBA dan SIDO saat IHSG melemah
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indo Premier merekomendasikan beli saham BBNI, PTBA dan SIDO saat IHSG melemah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (25/1). IHSG dibuka melemah ke level 6.630,87 dan terus turun mendekati satu persen. Pergerakan IHSG sejalan dengan Indeks LQ45 yang terpangkas sebesar 0,95 persen. 

Berdasarkan data RTI, pelemahan terjadi hampir di sebagian besar sektor. Saham sektor tambang paling banyak terkoreksi dengan INCO, ADRO, PTBA, serta ITMG masing-masing turun 2,40 persen, 2,20 persen, 1,05 persen dan 0,93 persen.

Baca Juga

Selain itu, saham sektor bank juga tersungkur dan menjadi penggerak penurunan IHSG. BBCA terpantau turun 1,60 persen, BBNI turun 1,40 persen, serta BBRI dan BMRI masing-masing melemah 0,97 persen dan 0,34 persen. 

IHSG bukan satu-satunya yang tertekan di regional Asia. Nikkei 225 turun lebih tajam sebeaar 2,03 persen lalu diikuti hang Seng yang terkoreksi sebesar 1,57 persen. Selanjutnya Shanghai Composite dan Strait Times masing-masing melemah 1,08 persen dan 1,16 persen. 

Di tengah situasi pasar yang lesu ini, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli sejumlah saham, salah satunya PTBA. Menurut Indo Premier PTBA cukup prospektif didukung sentimen pembangunan pabrik gasifikasi batu bara senilai Rp33 triliun. 

Kemudian, Indo Premier juga menyematkan rekomendari beli pada saham BBNI. Aksi korporasi perseroan untuk mengakuisisi Bank Mayora dinilai menjadi katalis positif untuk menunjang bisnis perseroan.

Terakhir, ada saham SIDO yang berpeluang menguat didukung sentimen ekspansi bisnis perseroan di ibu kota baru Nusantara (IKN). Saat ini produk Sidomuncul sudah tersedia di sana dan tingkat konsumsi produk diharapkan meningkat seiring dengan berkembangnya ekonomi di IKN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement