Rabu 26 Jan 2022 01:05 WIB

Khofifah Sebut Beberapa Program Ini Berkontribusi Turunkan Angka Kemiskinan di Jatim

Penurunan angka kemiskinan di Jatim ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia.

Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi. Penurunan angka kemiskinan di Jatim ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021.
Foto: istimewa
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi. Penurunan angka kemiskinan di Jatim ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat terjadinya penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur (Jatim) cukup signifikan. Penurunan angka kemiskinan di Jatim ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penurunan angka kemiskinan Jatim pada periode tersebut mencapai 313,13 ribu jiwa. Penurunan itu berhasil mengoreksi angka kemiskinan Jatim dari 4,57 juta jiwa atau 11,40 persen menjadi 4,25 juta jiwa atau 10,59 persen. 

Baca Juga

Provinsi lain dengan penurunan kemiskinan tertinggi di bawah Jatim yakni Jawa Barat sebesar 190,48 ribu jiwa, Jawa Tengah 175,74 ribu jiwa, dan Lampung 76,91 ribu jiwa. Jatim berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan nasional sebesar 30,13 persen. Secara nasional penurunan angka kemiskinan mencapai 1,03 juta jiwa dari total penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,5 juta jiwa.

Khofifah menegaskan, berbagai upaya yang dilakukan untuk percepatan pengentasan kemiskinan di Jatim juga buah kerja sama dengan banyak pihak. Mantan menteri sosial itu menyebut Jatim mengoptimalkan berbagai program perlindungan sosial dan berbagai bansos dari pemerintah pusat, kerja keras dari para bupati, lembaga keuangan, dan dunia usaha.

Menurut Khofifah, ada beberapa program pengentasan kemiskinan yang dilakukan secara disiplin dengan pengawasan ketat. Di antaranya adalah Jatim Puspa, Desa Berdaya, Bantuan Lansung Tunai, Sertifikat Gratis (PTSL), Elektrifikasi, Santunan Kematian Covid-19, BPJS Ketenagakerjaan, paket sembako, dan beberapa program pemprov lainnya yang telah direalisasikan. “Alhamdulillah, semua berdampak positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi dan penurunan kemiskinan,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (25/1).

Khofifah mencontohkan, program intervensi Jatim Puspa (Pemberdayaan Usaha Perempuan) mengalokasikan anggaran Rp 15,606 miliar untuk stimulan modal usaha produktif senilai Rp 2,5 juta per keluarga penerima manfaat (KPM). Program tersebut menjangkau 5.294 KPM di 175 desa pada 30 kabupaten/kota se-Jatim.

Sedangkan, Desa Berdaya diberikan sebagai reward kepada desa yang telah mampu meningkatkan kapasitasnya menjadi Desa Mandiri. Masing-masing Desa Mandiri mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta untuk 151 Desa Mandiri di 24 kabupaten dan Kota Batu. Program-program tersebut dinilai efektif menurunkan angka kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement