Rabu 26 Jan 2022 03:37 WIB

Sumbar Targetkan Investasi pada 2022 Rp 5,1 Triliun

Pemerintah daerah diminta mematangkan persiapan investasi, terutama terkait lahan.

Red: Friska Yolandha
Wisatawan menggunakan jetski di Pulau Soetan, Kawasan Wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (26/9/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) menargetkan investasi tahun ini sebesar Rp 5,1 triliun.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Wisatawan menggunakan jetski di Pulau Soetan, Kawasan Wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (26/9/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) menargetkan investasi tahun ini sebesar Rp 5,1 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) menargetkan investasi tahun ini sebesar Rp 5,1 triliun. Nilai ini naik sekitar Rp 300 miliar dari target pada 2021 sebesar Rp 4,8 triliun.

"Kenaikan target investasi itu berdasarkan pada harapan perekonomian yang membaik pada 2022 karena upaya pengendalian COVID-19 oleh pemerintah dilakukan secara maksimal," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sumbar, Maswar Dedi di Padang, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga

Salah satu faktor penghambat investasi selama masa pandemi adalah akses keluar masuk antarnegara yang diperketat bahkan dihentikan. Sehingga, investor pun sulit datang ke daerah.

"Investor tidak bisa datang sehingga masih menahan diri untuk berinvestasi. Dengan telah dibukanya akses, maka diyakini investasi akan mengalir kembali ke Sumbar," ujarnya.

Dedi mengatakan untuk lebih meyakinkan investor, Pemprov Sumbar mendorong kabupaten dan kota untuk lebih mematangkan persiapan terutama terkait lahan yang selama ini menjadi salah satu kendala di Sumbar.

"Dalam penawaran investasi yang disiapkan itu nantinya sudah tertera lahan sudah aman digunakan. Ini penting kita lakukan, karena selama ini persoalan pembebasan lahan terus terjadi di Sumbar ini," katanya.

Selama ini cukup banyak penawaran investasi di Sumbar baik investor dalam negeri maupun yang luar negeri yang gagal mencapai kata sepakat karena persoalan lahan. Karena itu pada 2022 akan diupayakan menyelesaikan persoalan lahan sebelum ditawarkan kepada investor.

Pihaknya telah menyiapkan potensi-potensi investasi di berbagai daerah di Sumbar untuk ditawarkan ke investor sepanjang 2022 mendatang. Di antaranya investasi bidang pariwisata seperti untuk pembangunan hotel, mulai dari daerah Kawasan Wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Padang, dan Bukittinggi.

"Kita juga akan siapkan agar Mentawai juga bisa dilirik investor untuk pembangunan hotel," ujarnya.

Menurutnya kendati di Mentawai untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) belum selesai, tapi untuk pembangunan hotel bisa disesuaikan. Karena di Sumbar ini kunjungan wisatawan asing itu terbanyak menuju ke Mentawai.

Selain investasi di bidang pariwisata, potensi energi baru terbarukan dan panas bumi, juga menjadi jualan yang diandalkan oleh Pemprov Sumbar pada tahun 2022 mendatang. "Kita punya potensi panas bumi dan energi terbarukan. Potensi ini akan terus kita promosikan, agar bisa dikelola oleh investor, seperti di Pasaman, Solok, dan Solok Selatan itu," ujar Dedi.

Sementara itu realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumbar mencapai 86,04 persen yang didominasi oleh PMDN. PMDN dari target Rp 2,95 triliun terealisasi Rp 3,51 triliun atau 118,99 persen sedangkan PMA dari target 135 juta dolar AS hanya terealisasi 40,02 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement