Kamis 27 Jan 2022 07:57 WIB

BI Ajak Masyarakat Bali Optimistis Sambut Dampak Ekonomi KTT G20

Keketuaan G20 Indonesia di Bali akan menyumbang sekitar 0,14 persen PDB

Red: Hiru Muhammad
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) mengendarai sepeda motor listrik saat kegiatan bertajuk Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik Provinsi Bali Menuju G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Ahad (23/1/2022). Kegiatan kolaborasi Kemenhub, Pemprov Bali, Grab Indonesia, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia dan World Resources Institute (WRI) Indonesia tersebut sebagai bentuk dukungan ekosistem dan mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bali menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) mengendarai sepeda motor listrik saat kegiatan bertajuk Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik Provinsi Bali Menuju G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Ahad (23/1/2022). Kegiatan kolaborasi Kemenhub, Pemprov Bali, Grab Indonesia, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia dan World Resources Institute (WRI) Indonesia tersebut sebagai bentuk dukungan ekosistem dan mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bali menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengajak masyarakat di daerah itu untuk optimistis menyambut dampak ekonomi dari penyelenggaraan Keketuaan G20 Indonesia yang rangkaian pertemuan dan kegiatan puncaknya dilaksanakan di Pulau Dewata pada tahun ini.

"Masyarakat Bali harus optimistis dengan dipilihnya Bali sebagai lokasi pertemuan utama, meskipun sudah dua tahun pertumbuhan ekonomi Bali negatif," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda di Denpasar, Rabu (27/1).

Baca Juga

Pada 2020, ekonomi Bali terkontraksi sebesar 9,31 persen (yoy) dan berlanjut sampai triwulan III 2021 juga masih terkontraksi 2,91 persen (yoy).Berdasarkan studi yang dilakukan Bank Indonesia, dengan rangkaian kegiatan Keketuaan G20 Indonesia yang diselenggarakan di Provinsi Bali akan dapat menyumbang sekitar 0,14 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemudian terhadap nilai tambah bruto sebesar Rp209 miliar, income sebesar Rp94,6 miliar dan dari sisi tenaga kerja meningkat 1,68 persen. Peningkatan-peningkatan itu, kata Rizki, karena dengan kedatangan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk mengikuti KTT G20 di Provinsi Bali serta ditambah dengan para panitia acara yang jumlahnya juga lumayan besar."Presidensi G20 akan memberikan dampak bagi sektor perdagangan, jasa transportasi, akomodasi makan dan minum dan berbagai jasa lainnya," kata Rizki pada acara Capacity Building Media itu.

Dari sebanyak 157 pertemuan yang dilaksanakan dalam rangkaian Keketuaan G20 Indonesia pada 2022 ini, kata Rizki, mayoritas akan dilaksanakan di Provinsi Bali dan DKI Jakarta. Sedangkan sisanya tersebar di sejumlah provinsi lainnya di Tanah Air. Ia juga mencontohkan dari pertemuan FCBD yang pertama pada Desember 2021 yang mengawali rangkaian pertemuan Keketuaan G20 Indonesia telah meningkatkan okupansi hotel di kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

"Okupansi hotel di kawasan ITDC Nusa Dua pada Desember 2021 yang sebelumnya 23,6 persen, meningkat menjadi 46 persen setelah dilaksanakan pertemuan FCBD yang pertama itu," katanya pada acara yang dipandu oleh ekonom ahli KPwBI Bali Donny Heatubun tersebut.

Tak hanya itu, kata Rizki, sejumlah kementerian dan lembaga yang telah silih berganti melakukan pertemuan-pertemuan di Bali dan juga melaksanakan program "Bekerja dari Bali".Ia pun kembali mengingatkan agar pelayanan yang diberikan tentunya harus prima dan melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti halnya para delegasi yang hadir pada acara Desember 2021 itu yang telah memberikan kesan luar biasa terhadap apa yang sudah disiapkan Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement