Kamis 27 Jan 2022 16:51 WIB

Benih Vaksin Merah Putih Kini Ada di Biofarma

Vaksin Merah Putih kini sudah dalam tahap hilirisasi industri.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Herawati Sudoyo mengatakan, benih vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Merah Putih yang dikembangkan oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini sudah ada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin PT Biofarma.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Herawati Sudoyo mengatakan, benih vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Merah Putih yang dikembangkan oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini sudah ada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin PT Biofarma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Herawati Sudoyo mengatakan, benih vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Merah Putih yang dikembangkan oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini sudah ada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin PT Biofarma. Kunci pengembangan vaksin ada di tangan Biofarma.

Menurut Herawati, vaksin merah putih merupakan salah satu contoh kolaborasi lembaga penelitian dengan industri. "Kalau ditanyakan bagaimana vaksin merah putih yang ada di Eijkman, benih vaksin ini sudah ada di tangan PT Biofarma. Jadi, kunci atau bola vaksin ini tinggal bergulir di industri," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Lokapala 3.0 Habis Gelap Terbitlah Terang?, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga

Namun, peran lembaga Eijkman tak terhenti sampai di tahap ini. Ia menambahkan, Eijkman masih harus mengikuti perkembangan vaksin Merah Putih. Sebab, dia melanjutkan, nantinya ada uji klinik 1,2, dan 3. 

Kemudian pemeriksaan setiap tahap uji klinik ini menggunakan virus harus dilakukan di laboratorium khusus. Pihaknya melihat teknologi laboratorium yang dibutuhkan teraebut telah dimliki lembaga Eijkman. 

Ia mengakui memang ada beberapa alternatif dalam pengembangan vaksin ini. "Tetapi kalau melihat ekosistem penelitian atau budaya riset yang ada goncangan buat saya sendiri tidak begitu pasti dengan apa yang akan kita hadapi di 2022. Ini tentunya jadi satu hal yang negatif buat saya," katanya.

Sebelumnya, Vaksin Merah Putih kini sudah dalam tahap hilirisasi industri. Vaksin yang dikembangkan oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu diharapkan sudah dapat melakukan proses uji praklinik dan uji klinik beberapa bulan ke depan.

"Seed vaksin Merah Putih yang kami kembangkan berhasil mengekspresikan protein RBD di sel ragi, baik pada skala flask (labu) maupun pada skala bioreaktor di fasilitas milik mitra industri, Bio Farma. Selain itu seed vaksin Merah Putih Eijkman juga mampu menghasilkan protein RDB-Delta dengan yield yang tinggi dan mudah untuk dipurifikasi,” kata Periset PRBM Eijkman BRIN, Tedjo Sasmono, dalam siaran pers, Kamis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement