Jumat 28 Jan 2022 17:43 WIB

BI: Ada Rp 5,34 Triliun Modal Asing Keluar Pekan Keempat Januari

Modal asing keluar bersih dari pasar keuangan RI capai Rp 2,34 triliun

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana gedung bertingkat di Jakartaank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp 5,34 triliun pada transaksi sepanjang 24-27 Januari 2022.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Suasana gedung bertingkat di Jakartaank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp 5,34 triliun pada transaksi sepanjang 24-27 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp 5,34 triliun pada transaksi sepanjang 24-27 Januari 2022.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, menyebutkan aliran modal asing tersebut keluar dari pasar surat berharga negara (SBN) senilai Rp 5,32 triliun dan dari pasar saham senilai Rp 0,02 triliun.

Secara keseluruhan tercatat terdapat modal asing keluar bersih dari pasar keuangan RI sebesar Rp 2,34 triliun di pasar SBN sepanjang 1-27 Januari 2022. Sementara pada saat yang sama terdapat modal asing masuk bersih senilai Rp 5,72 triliun di pasar saham.

Adapun premi risiko investasi alias credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 88,81 basis poin (bps) per 27 Januari 2022 dari 86,60 bps per 21 Januari 2022.Selain itu, ia mengatakan imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik dari 6,44 persen akhir Kamis (27/1) menjadi 6,46 persen pada pembukaan pasar pagi ini.

Imbal hasil tersebut masih lebih menarik jika dibandingkan dengan yield obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun yang naik ke level 1,799 persen. BI mencatat rupiah melemah tipis pada Jumat pagi ini dari level Rp14.385 per dolar AS menjadi Rp14.360 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 97,26.

Sebelumnya, Bank Indonesia kembali menerbitkan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), serta Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (LEKSI) 2021. Ketiga laporan yang diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

"Ketiga laporan kita luncurkan lebih awal pada Januari sebagai wujud nyata komitmen BI untuk memperkuat tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas," kata Perry.

Menurutnya, BI melakukan transformasi besar-besaran sejak 2018 dalam tata kelola juga bauran kebijakan. Kekuatan tata kelola kelembagaan, koordinasi independensi, transparansi dan akuntabilitas merupakan dasar-dasar kekuatan lembaga Bank Sentral Bank Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement