Sabtu 29 Jan 2022 12:38 WIB

Hati ada yang Sehat dan Sakit, Lantas Siapa Pemilik Hati yang Sakit?

Hati manusia bisa dikategorikan menjadi tiga klasifikasi berbeda

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Berdzikir mensucikan hati (Ilustrasi)Hati manusia bisa dikategorikan menjadi tiga klasifikasi berbeda
Foto: Darmawan / Republika
Berdzikir mensucikan hati (Ilustrasi)Hati manusia bisa dikategorikan menjadi tiga klasifikasi berbeda

REPUBLIKA.CO.ID, Siapakah Pemilik Hati yang Mati dan Sakit?

JAKARTA – Salah satu ulama dari Universitas Al-Azhar Mesir Syekh Muhammad Abu Bakar menjelaskan mengenai siapa itu orang yang disebut-sebut sebagai pemilik hati yang sakit.

Baca Juga

Dilansir di Masrawy, Jumat (28/1), menurut Syekh Abu Bakar terdapat tiga klasifikasi mengenai hati. Yakni hati yang sehat yang dapat menyelamatkan seorang hamba, dan hati yang mati  sebelum dia meninggal atas kuasa Tuhannya.

Adapun klasifikasi hati yang ketiga adalah hati yang sakit. Yakni hati yang bisa menjadi petunjuk baginya untuk dapat bertaubat, atau justru dapat menjadi pemicu dirinya berada di dalam kejahatan.

Syekh Abu Bakar menjelaskan, orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa bergerak menuju hati yang sehat. Dialah orang yang dapat terus bangkit dan tetap hidup untuk menyelamatkan diri dari sekian perjuangan yang ditempuh. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: 

في القلب لمتان لمة من الملك إيعاد بالخير وتصديق بالحق، ولمة من العدوّ إيعاد بالشر وتكذيب بالحق ونهي عن الخير

 “Fil-qabi lammataani: lammatun minal-malaki, iyadun bil-khairi wa tashdiqun bil-haqqi faman wajada dzalika fal-ya’lam annahu minallahi subhanahu wa ta’ala wal-yahmidillaha, wa lammatun minal-aduwwi, iyadun bissyarri wa takdzibun bil-haqqi wa nahyun anil-khairi.” 

Yang artinya, “Pada hari itu ada dua lintasan, ada kalanya lintasan dari malaikat yakni berupa perjanjian dengan kebajikan dan pembenaran dengan yang benar. Maka hendaklah diketahui bahwa itu dari Allah SWT. Oleh sebab itu hendaklah dia memuji kepada-Nya, dan adakalanya lintasan dari musuh (setan) yakni berupa perjanjian dengan kejahatan dan keobohongan dengan yang benar dan pencegahan dari kebaikan.”  

Syekh Abu Bakar menjelaskan, hati manusia mati adalah mereka yang jika mendengar Alquran atau pendakwah maka matanya tidak meneteskan air mata. Padahal ketegaran mata berasal dari ketegaran hati.

 

 

Sumber: masrawy 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement