Rabu 02 Feb 2022 05:44 WIB

Giring Klaim Perjuangan PSI Sama dengan Jenderal Dudung Jaga NKRI

Kata Giring, bagi PSI, toleransi adalah hal yang utama selaras dengan tindakan KSAD.

Red: Erik Purnama Putra
Suasana peluncuran buku berjudul Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi di Jakarta pada Sabtu (29/1/2022).
Foto: Dok Dispenad
Suasana peluncuran buku berjudul Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi di Jakarta pada Sabtu (29/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI), Giring Ganesha Djumaryo merasa partainya memiliki kesamaan perjuangan dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. Giring mengeklaim, perjuangan PSI dengan Jenderal Dudung sama, yaitu melawan intoleransi demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Giring mengomentari akun Twiter, @tni_ad yang mengunggah foto peluncuran buku berjudul "Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi" di Jakarta pada Sabtu (29/1/2022). Status yang diunggah akun @tni_ad mendapat tanggapan ribuan warganet yang kontra maupun mendukung upaya Dudung melawan gerakan intoleransi di Indonesia.

Baca Juga

"Bagi kami di @psi_id toleransi adalah hal yang utama yang selalu kami perjuangkan dan selaras dengan sikap dan tindakan KSAD Jenderal Dudung beserta jajaran guna menjaga NKRI tercinta #PSIBanget," ucap Giring melalui akun Twitter, @Giring_Ganesha dikutip Republika di Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Dalam siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), Dudung dalam sambutannya mengatakan, buku yang ditulis oleh Raylis Sumitra tersebut berkaitan dengan kewaspadaannya terhadap kelompok intoleran yang ingin mencoba merobohkan empat pilar kebangsaan. Buku itu bergambar wajah Dudung kala masih menjabat Panglima Kodam (Pangdam) Jaya.

"Dalam buku tertulis bahwa kita saat ini mewaspadai kelompok intoleran, yaitu gerakan-gerakan yang mencoba merobohkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI serta UUD 1945 yang merupakan empat pilar kebangsaan yang harus kita jaga, agar Indonesia tidak goyah dan jatuh kepada tangan perusak persatuan dan kesatuan," kata Dudung.

Di hadapan para tamu undangan yang hadir, Dudung mengaku, meminjam istilah yang dipakai Kepala BIN era Presiden Megawati Soekarnoputri, yaitu Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dalam pengantar buku yang diluncurkannya tersebut. "Saya meminjam istilah, Jendral TNI Purn Prof Dr AM Hendropriyono dalam pengantar buku ini, pembiaran gerakan Intoleransi di Indonesia sangat berbahaya, karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme," ujanya.

Selain Hendropriyono, peluncuran buku juga dihadiri KSAL Laksamana Yudo Margono, KSAU Marsekal Fadjar Praseto, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, anggota Wantimpres Habib Lutfi Bin Yahya, dan ulama KH M Muwafiq alias Gus Muwafiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement