Kamis 03 Feb 2022 16:07 WIB

Kasus Covid-19 di PTM Solo, Gibran: Tenang Saja, Sembuhnya Cepat

Dari 11 sekolah ada sebanyak 40 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) jalan terus meski muncul klaster sekolah di Kota Solo.

"Lanjut terus saja (PTM), kecuali yang sudah jadi klaster. Nanti kami tutup sementara menjadi PJJ (pembelajaran jarak jauh)," kata Gibran.

Baca Juga

Ia mengatakan sejauh ini guru, karyawan, maupun siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga dalam keadaan baik dan tanpa gejala. "Tenang saja, yang di sekolah kebanyakan OTG (orang tanpa gejala), sembuhnya cepat," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan diberlakukannya kembali PTM 50 persen, dikatakannya, akan dikoordinasikan lebih lanjut. "Yang penting murid dan orang tua murid nyaman. Yang pasti kalau yang positif satu itu bukan klaster, jalan terus. Tidak perlu ditutup lama-lama, pasti kami tracing juga," katanya.

Terkait munculnya klaster Covid-19 sekolah di Solo, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, sejauh ini ada 11 sekolah yang dinyatakan terpapar Covid-19, yakni SDN Sayangan, SDN 16 Mangkubumen, SD Pangudi Luhur Santo Valentinus, SD Kemasan Kratonan, SMPN 4 Surakarta, SMP Bintang Laut, SMA Warga, SMAN 1, SMAN 5, SMK Mikael, dan SMA Kristen 1 Surakarta.

Ia mengatakan dari 11 sekolah tersebut ditemukan 40 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Banyak yang dari luar kota, dari indeks kasus itu dari sebelas hanya tiga yang dalam kota. Tambahan kasus juga banyak yang luar kota," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini penelusuran kontak masih terus dilakukan. "Sebanyak 40 ini pasti ada tambahan, semua masih proses tracing," katanya.

Ia juga meminta pihak sekolah meningkatkan protokol kesehatan mengingat kasus Covid-19 terus bertambah. "Buktinya ada tambahan kasus, SD Sayangan ini kontaknya 21 Januari, kemudian dia nggak berkontak tetapi yang lain kan berkontak. Artinya ada kasus, ada ekornya, berarti potensi penularannya ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement