Jumat 04 Feb 2022 16:33 WIB

Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Terus Naik, Tembus Ratusan Orang Terinfeksi

Sebanyak 4 orang meninggal dunia akibat DBD di Kota Tasikmalaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD.
Foto: istimewa
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun hingga 4 Februari 2022 telah mencapai 300 kasus. Dari 300 kasus itu, sebanyak 18 orang masih menjalani perawatan dan empat orang meninggal dunia. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, kasus DBD memang terus bertambah. Ia menyebutkan, saat ini kasus DBD sudah tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya. 

Baca Juga

"Kasus DBD ini sudah tersebar di seluruh kecamatan dan hampir seluruh kelurahan," kata dia, Jumat (4/2/2022).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD paling tinggi ditemukan di Kecamatan Tawang, yaitu 52 kasus. Selain itu, di Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi juga ditemukan banyak kasus DBD, masing-masing 49 kasus dan 47 kasus. Sementara di Kecamatan Cipedes terdapat 28 kasus, Tamansari 27 kasus, Cibereum 25 kasus, Cihideung 20 kasus, Bungursari 18 kasus, Purbaratu 18 kasus, dan Indihiang 16 kasus. 

Uus mengingatkan, tingginya kasus DBD itu harus menjadi perhatian semua pihak. Wali Kota Tasikmalaya juga disebut telah mengeluarkan instruksi terkait kewaspadaan menghadapi DBD sejak akhir tahun lalu.

"Kami juga sudah buat edaran ke Dinas Pendidikan dan Kemenag. Karena ketika kami ke lapangan, di sekolah dan pesantren ditemukan banyak jentik. Bahkan ada satu pesantren yang kemarin terdapat banyak kasus DBD," ujar dia.

Uus juga mengimbau masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab, nyamuk itu bersarang di tempat-tempat yang terdapat genanang air. 

"Yang penting adalah PSN mandiri. Fogging memang bisa, tapi itu bukan pilihan utama untuk memberantas nyamuk," ujar dia.

Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya juga sudah mendistribusikan obat abate ke seluruh puskesmas. Masyarakat yang membutuhkannya dapat langsung mendatangi puskesmas. Petugas akan memberikan abate secara gratis.

Selain itu, menurut Uus, pihaknya juga sudah mendistribusikan alat tes cepat NS1 ke setiap puskesmas untuk mendeteksi pasien DBD. "Setiap ada pasien demam bisa dicek langsung," kata dia.

Belum KLB

Kendati empat kasus kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum menerapkan status kejadian luar biasa (KLB). Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, mengatakan, meski tak ditetapkan KLB, penanganan kasus DBD tetap dilakukan dengan maksimal.

"Kami belum KLB. Namun, pencegahan dan penanganan terus dilakukan," kata dia, Kamis (3/2/2022).

Yusuf menambahkan, pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada kecamatan dan kelurahan untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan DBD di lingkungan masyarakat. Masyarakat juga diharapkan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Kalau kita memiliki PHBS, insyaallah tak akan kena. Itu harus terus disosialisasikan," ujar dia.

Baca: Covid-19 Melonjak, DPR Terapkan Kerja dari Rumah

Baca: Kim Jong-un Puji Keberhasilan Olimpiade Musim Dingin Beijing

Baca: 14 Bangunan dan Benda Ditetapkan Jadi Cagar Budaya di Kabupaten Madiun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement