Senin 07 Feb 2022 16:07 WIB

Kecaman Keras Luhut untuk Para Penganjur Jangan Vaksin

Mayoritas pasien dengan gejala Covid-19 berat atau meninggal belum divaksin.

Red: Indira Rezkisari
 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat mau divaksinasi dan tidak mendengarkan omongan orang yang menganjurkan tidak vaksin Covid-19. Vaksinasi adalah upaya melindungi diri dan bentuk tanggung jawab sebagai anggota masyarakat.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat mau divaksinasi dan tidak mendengarkan omongan orang yang menganjurkan tidak vaksin Covid-19. Vaksinasi adalah upaya melindungi diri dan bentuk tanggung jawab sebagai anggota masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengecam keras orang-orang yang tidak menganjurkan vaksin Covid-19 dengan alasan apapun. Menurut Koordinator PPKM Jawa Bali itu dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (7/2/2022), orang-orang yang menganjurkan agar tidak vaksin itu harus bertanggung jawab jika ada orang sekitarnya yang meninggal karena belum divaksin.

Baca Juga

Dari 356 pasien meninggal sejak Omicron ini jalan, 42 persen itu memiliki komorbid, 44 persen lansia dan 69 persen belum divaksinasi lengkap. Kelompok komorbid seperti hipertensi, diabetes dan komplikasi perlu mendapatkan perhatian, tegas Luhut.

"Jadi saya mohon orang-orang yang menganjurkan jangan vaksinasi, Anda itu bertanggung jawab di komunitasmu kalau ada orang yang meninggal karena tidak divaksin," tegasnya.

Luhut menuturkan mayoritas dari pasien yang dirawat berat, kritis atau meninggal dunia adalah para lansia, memiliki komorbid parah atau belum divaksin. Pemerintah akan melakukan kebijakan-kebijakan proteksi untuk para kelompok rentan tersebut, terutama para lansia yang belum di vaksinasi lengkap.

"Ini betul-betul kami imbau supaya bapak ibu sekalian jangan mendengarkan masukan-masukan tak jelas itu. Kita bicara data, dan keselamatan Anda dan keluarga dan sekeliling," pesannya.

Luhut pun menjelaskan sekitar 65 persen pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini memiliki gejala yang ringan dan tanpa gejala. Ia pun meminta agar orang-orang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala untuk masuk isolasi terpusat (isoter) agar tidak membebani fasilitas kesehatan.

"Jadi kita ingin yang ringan-ringan itu, OTG, jangan masuk rumah sakit supaya BOR-nya tetap rendah. Juga kita lihat nanti (okupansi) ICU itu juga jadi indikator yang kuat," katanya.

Luhut juga meminta pedagang kecil dan pelaku UMKM segera divaksinasi dan taat pada protokol kesehatan. "Presiden tadi berikan instruksi supaya UMKM, pedagang-pedagang kecil kita, itu tetap bisa berdagang dengan baik dan itu kita lindungi. Tapi pedagang-pedagang juga harus disiplin. Kalau belum vaksin, Anda pergi vaksin supaya Anda jangan jadi korban dan keluarganya juga jadi korban," katanya.

Pemerintah, lanjut Luhut, menyadari bahwa terdapat kepenatan, kejenuhan dan kelelahan akibat pandemi Covid-19 ini dialami oleh masyarakat. Namun ia meminta semua pihak harus sadar bahwa keluar dari pandemi adalah agenda bersama.

Pemerintah juga mempersilahkan masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi lengkap dan juga booster untuk terus melakukan aktivitas seperti biasa. "Jangan takut tapi tetap (pakai) masker, cuci tangan, itu dilakukan dengan terus menjaga protokol kesehatan yang ditetapkan," katanya.

Kenaikan level PPKM juga dibuat dengan kebijakan pengetatan yang lebih terarah bagi kelompok lansia, komorbid dan belum divaksin. Alasannya karakteristik varian Omicron berbeda dengan varian Delta. Meski lebih cepat menular, varian Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dibanding Delta.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal dunia lantaran belum mendapat dosis lengkap atau bahkan belum divaksin. "Bahwa yang meninggal ada 356 orang karena Covid-19 sejak 21 Januari itu 69 persen belum vaksin lengkap atau belum divaksin sama sekali," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/2/2022).

Saat ini, lanjut Budi, ada 58 orang yang dirawat di rumah sakit karena mengalami kondisi berat dan kritis akibat terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut, 60 persen di antaranya ternyata belum divaksin atau belum mendapat dosis vaksin secara lengkap.

"Rakyat yang belum divaksin, masyarakat terutama lansia itu harus segera divaksin. Dan yang belum dua kali, cepat segera divaksin. Karena ini penting sekali untuk melindungi anak yang belum divaksin juga lansia," tegas Budi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement