Rabu 09 Feb 2022 08:57 WIB

Menolak Move On dari Kisah Raja 'Bucin' dan Dayang Istana The Red Sleeve

Sudah sebulan lebih drama sejarah Korea Selatan, The Red Sleeve berakhir, tetapi masih banyak penonton, menolak move on dari drama yang terinspirasi kisah nyata raja era Joseon ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Partner
.
.

Sudah sebulan lebih drama korea sejarah The Red Sleeve berakhir, tetapi masih banyak penonton, seperti saya ini, menolak move on dari drama yang terinspirasi kisah nyata Raja Jeongjo dan Selir Kerajaan Sung Uibin ini.

Jujur saya begitu terkesan dengan drama kisah antara Putra Mahkota Lee San dan dayang Istana Sung Deok Im yang diperankan Lee Jun Ho 2PM dan Lee Se Young tersebut. Kisah yang menurut saya begitu mendalam, indah, tetapi juga menyedihkan, diwarnai intrik politik dan kekuasaan khas kerajaan. Bersatu padu dengan chemistry apik antara kedua tokoh utama, didukung tokoh-tokoh lainnya yang begitu melengkapi satu sama lain.

Penyampaian dialog, pengambilan gambar, konflik serta penyelesaiannya terasa sangat pas, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi kalau ditanya, mungkin itu alasan, kenapa sih banyak penonton, termasuk saya ini masih terbawa perasaan (baper) dengan drama yang diangkat dari novel ini.

Alur Cerita

Kisah cinta keduanya memang berangkat dari pasangan beda kasta dan status sosial, antara putra mahkota kerajaan dengan dayang istana. Tetapi penggambaran hubungan mereka dalam drama ini, begitu kompleks saat berjuang untuk melindungi satu sama lain, tanpa meninggalkan kedudukannya masing-masing. Hal ini pula yang membuat romansa keduanya terasa begitu mendalam dan indah.

Dalam drama, digambarkan bagaimana perjuangan putra mahkota Lee San yang diperankan Lee Jun Ho 2PM menjadi seorang raja bijaksana yang dicintai rakyatnya. Namun, di sisi lain ia juga bertekad untuk melindungi orang dicintainya, Sung Deok Im, seorang dayang istana kerajaaan yang diperankan oleh Lee Se Young.

Meski seorang pewaris tahta, perjuangan Lee San untuk menjadi raja tidaklah mudah. Berbagai intrik politik dan perebutan yang mewarnai dunia kerajaan pun tak luput menghalanginya.

Bahkan, sejak kecil pun, ia harus menghadapi kerasnya kehidupan istana kerajaan. Apalagi, dikisahkan, Lee San adalah anak dari Putra Mahkota Sado yang dihukum mati karena melanggar aturan kerajaan oleh ayahnya sendiri, Raja Youngjo yang juga kakek Lee San.

Meski melalui berbagai rintangan, akan tetapi, Lee San kecil akhirnya mampu melalui itu semua. Lee San dewasa menjadi putra mahkota yang cerdas, tangguh dan mandiri.

Sementara, Sung Deok Im, digambarkan sebagai dayang istana yang cerdas, ceria, memiliki kesetiaan tinggi terhadap kerajaan tetapi juga berjiwa pemberani dalam menyampaikan menyampaikan hak dan pendapatnya. Hal ini kontras dengan kedudukannya sebagai dayang istana yang merupakan /abdi/ kerajaan dan diwajibkan tunduk dengan perintah raja.

Kisah hubungan Lee San dan Sung Deom ini juga dimulai sejak masih kecil. Ada andil Sung Deok Im yang berjasa menyelamatkannya Lee San saat ia mendapat masalah kerajaan di waktu kecil.

Namun, takdir memisahkan mereka hingga akhirnya bertemu kembali di usia dewasa. Pertemuan kembali mereka pun tidaklah mulus. Karena sebuah insiden, Sung Deom Im harus berkali-kali menghadap masalah karena selalu membantu menyelamatkan putra mahkota.

Berkali-kali, Putra Mahkota mendapat fitnah, ancaman serta pertarungan dari lawan politik yang mengincar tahta kerajaan. Lagi-lagi, ada sosok Sung Doek Im menjadi penyelamat putra mahkota. Kesetiaan yang diberikan Sung Deok Im kepada tuannya ini tidak diragukan lagi.

Hal ini juga yang membuat Putra Mahkota jatuh cinta dengan sosok Sung Deok Im. Namun, kisah cinta mereka juga tak semulus yang dibayangkan. Lee San nyatanya harus menghadapi kenyataan ditolak berkali-kali oleh Sung Doek Im. Status sebagai putra mahkota, tak mampu meluluhkan Sung Deok Im. Bahkan, saat ia sudah naik tahta sekalipun.

Sung Deuk Im sendiri bukan tidak menyukai Lee San. Tetapi ia hanya lebih mencintai dirinya sendiri (self love). Deok Im menyadari, jika ia menjadi pendamping Lee San, banyak hal yang harus ia tinggalkan daripada saat menjadi dayang istana. Jiwa bebas, keceriaan, teman-teman akan hilang saat ia menjadi selir kerajaan.

Sementara, menjadi selir kerajaan bukanlah kehidupan yang selama ini ia bayangkan. Berbagi raja dengan ratu maupun selirnya menjadi hal berat bagi Deok Im.

Dialog yang Indah

Satu hal yang tidak saya pungkiri dari drama The Red Sleeve ini adalah dialog-dialog yang indah. Ada beberapa dialog yang begitu mengena dan menjadi favorit saya. Dialog yang tidak hanya tentang cinta kepada orang lain, tetapi pentingnya mencintai diri sendiri.

"Sampai hari kamu naik tahta, aku akan melindungimu. Meski aku hanya pelayanmu, tapi pelayanmu akan mendampingimu dan hanya memperdulikamu, sampai aku mati." Sung Deok Im

"Pelayan istana punya keinginan sendiri dan perasaan sendiri. Mereka yang bukan pelayan mungkin tidak ingin tahu, tapi aku berani memberitahumu bahwa kamu tidak memiliki segalanya, meskipun aku milikmu." Sung Deok Im

"Ini hari upacara kedewasaanku (menjadi dayang Istana). Ini hari sekali seumur hidupku. Tidak ada yang berhak merusak hari bahagiaku." Sung Deok Im

"Ku bilang aku akan melindungimu, kamu sibuk melindungi negara ini, dan aku sibuk melindungimu." Sung Deok Im

"Semua yang kumiliki akan hilang. Jika aku menjadi selir kerajaanmu, aku harus memberikan segalanya kepadamu, dan aku tidak akan mempunyai apa-apa. Semua manusia sama saja, jika kamu memberikan semuanya, kamu juga ingin menerima semuanya. Tetapi kamu orang yang tidak bisa melakukan itu."

"Bagimu, itu hanya menambahkan wanita tidak penting dalam keseharianmu. Tapi seluruh hidupku yang remeh akan berubah, aku tidak akan bisa kembali lagi ke kehidupan lamaku lagi. Aku takut akan kehilangan. Kehilangan diriku."

"Aku mau kamu tetap di sisiku, bukan sebagai pelayan istana tapi sebagai wanitaku. Aku mau kamu menjadi permaisuriku. Aku ingin membangun keluarga bersamamu." Lee San

"Bisakah kamu menjalani seumur hidupmu tanpa bertemu denganku? Malam ini, jika kamu bermaksud menolakku, aku akan membiarkanmu pergi. Tapi kita tidak akan pernah bertemu lagi dan ini akan menjadi hari terakhir kita bertemu. Aku mencintaimu. Tidak apa-apa jika kamu tidak membalas cintaku. Haruskah aku benar-benar melepasmu?" Lee San

Soundtrack yang Bagus

Kehadiran musik atau original soundtrack dalam sebuah drama sangat penting dalam sebuah drama. Bahkan tak jarang, kesuksesan drama juga ditunjang soundrack yang luar biasa.

Begitu juga dengan The Red Sleeve, drama yang menjadi penutup tahun 2021 ini, tidak hanya memiliki alur yang apik, chemistry kuat serta, dialog indah, tetapi juga karena original soundtrack (Ost) yang mendukung dan membekas di hati penonton.

Daro sembilan soundtrack yang ada, ada beberapa yang menjadi favorit saya, I Wish dari Wheein Mamamoo, Starlight Heart dari Ben, My Wonderous Miracle dari Jeong Se Woon, dan Lee Sun Hee dengan I'll Leave You yang begitu menyayat hati.

Itulah beberapa alasan mengapa The Red Sleeve masih menjadi favorit penonton, bahkan setelah berakhir penayangan pada 1 Januari lalu. Karena masih banyak penonton yang belum move on dengan kisah Lee San-Sung Deok Im, beberapa acara sengaja yang menghadirkan para pemainnya The Red Sleeve mulai dari Radio Star, Spin Off The Red Sleeve. Kehadiran mereka pun sudah sedikit mengobati para penonton, seperti saya ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement