Kamis 10 Feb 2022 15:50 WIB

Bebaskan Pulau Sumbawa dari Rabies, Kementan Kukuhkan Kader Siaga Rabies

Pengukuhan Kader Siaga Rabies (Kasira) adalah upaya akselerasi pembebasan Rabies

Red: Christiyaningsih
Pengukuhan Kader Siaga Rabies (Kasira) adalah upaya akselerasi pembebasan Rabies.
Foto: Kementan
Pengukuhan Kader Siaga Rabies (Kasira) adalah upaya akselerasi pembebasan Rabies.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengukuhkan Kader Siaga Rabies (Kasira) Tahun 2022, Kamis  (10/2/2022). Pengukuhan kader ini sebagai upaya akselerasi pembebasan Rabies berbasis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat khususnya di Pulau Sumbawa.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengatakan keberadaan Lembaga Kasira tersebut diharapkan mampu meningkatkan sinergitas unsur puskeswan, puskesmas, dan instansi terkait dalam meningkatkan motivasi dan komitmen kader, serta mendorong implementasi konsep One Health. Harapannya strategi pengendalian rabies dapat dilaksanakan secara efektif, sebagai bentuk dukungan menuju "Nol kematian manusia akibat rabies pada tahun 2030".

Baca Juga

“Tahun ini kita kukuhkan Kader Siaga Rabies (Kasira) Tahun 2022 sebagai upaya akselerasi pembebasan Rabies, khususnya di Pulau Sumbawa”, kata Nasrullah.

Ia menjelaskan idealnya KASIRA ada di setiap desa dan kecamatan. Sejak tahun 2021, Ditjen PKH Kementan telah membentuk Kasira di 5 kabupaten/kota, di 5 kecamatan dengan masing-masing kecamatan terdiri dari 5 desa terpilih yang memiliki kasus rabies tertinggi di Pulau Sumbawa.

Kasira merupakan lembaga non formal yang dibentuk di tiap desa dengan melibatkan peran aktif masyarakat lokal yang terdiri dari berbagai unsur yaitu: aparat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kader Posyandu, dan pemburu yang memanfaatkan anjing untuk mendapatkan hewan buruannya. “Kasira merupakan hasil adopsi dan replikasi program pembebasan Rabies di Kabupaten Sukabumi yang telah diinisiasi oleh LPPM IPB,” ungkap Nasrullah.

“Saat ini kita modifikasi dan sesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah”, tambahnya.

Pengukuhan Kasira nasional pada tahun ini dilaksanakan di Kota Mataram NTB pada Rabu (9/2/2022). Acara tersebut dihadiri Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kepala Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di 20 provinsi se-Indonesia.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma’arif saat ditemui di lokasi acara mengatakan, pembentukan Kasira dimulai dengan sosialisasi, yang dilanjutkan dengan pembentukan kader dan bimbingan teknis bagi para kader. Sebagai bentuk apresiasi bagi para kepala daerah di Pulau Sumbawa atas terbentuknya Kasira di wilayahnya, maka pada hari ini dilaksanakan pengukuhan.

Pembentukan Kasira di 5 wilayah percontohan di Pulau Sumbawa ini dapat menjadi katalisator dikembangkannya Kasira di wilayah lain. Peran aktif Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kesehatan, Perguruan Tinggi dan kader sangat memengaruhi keberlangsungan kelembagaan ini di masyarakat.

Ia berharap keberadaan Kasira akan mampu mempercepat proses pelaporan kasus dan respon, meningkatkan cakupan vaksinasi anjing, memperluas penyebaran informasi, serta meningkatkan pengetahuan sikap dan praktik masyarakat dalam pemeliharaan Hewan Penular rabies (HPR) yang memenuhi kaidah kesejahteraan hewan, sehingga mendukung program pengendalian rabies.  

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di tempat terpisah juga menyampaikan Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah peradaban manusia. Namun kasus Rabies ini bisa berdampak pada kematian manusia, bahkan juga berdampak terhadap perekonomian. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021, secara global, beban ekonomi akibat rabies yang diperantarai anjing diperkirakan mencapai 8,6 miliar dolar AS per tahun.

Menurutnya, keterlibatan berbagai sektor melalui kolaborasi One Health terutama penyuluhan kepada masyarakat, tentang kesadaran dan kampanye vaksinasi, tidak melepasliarkan anjing peliharaan, serta pertolongan pertama kasus gigitan sangat penting sebagai upaya mengurangi kasus terkait penyakit rabies.

"Jika kasus gigitan anjing diduga rabies berkurang, maka kerugian ekonomi yang ditimbulkannya juga dapat ditekan”, kata Menteri SYL.

"Hingga saat ini kita akan terus berupaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit Rabies," jelasnya.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang telah menjadikan Pulau Sumbawa sebagai pilot proyek pemberantasan rabies, melalui penguatan pemberdayaan masyarakat.

"Kejadian rabies mungkin dianggap sepele bagi sebagian orang. Namun sebenarnya hal ini dapat berdampak besar bagi sektor lain jika tidak ditangani dengan baik. Misalnya event internasional yang rencana akan diselenggarakan di NTB yaitu MotoGP di Mandalika dan Motorcross di Lombok Tengah,“ kata Zulkieflimansyah.

"Untuk itu, marilah kita saling bekerja sama untuk memberantas rabies dari Bumi Nusa Tenggara Barat,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement