Jumat 11 Feb 2022 16:39 WIB

Muslim India Bertekad tak akan Terpecah Belah di Tengah Kisruh Larangan Jilbab

Sejumlah organisasi Muslim melakukan pertemuan di Mumbai.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Seluruh anggota Majlis-E-Ittehadul Muslimeen (AIMIM) India dan pendukungnya memegang plakat selama pawai protes menentang pembatasan jilbab, di Shaheen Bagh di New Delhi, India, 09 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Muslim India Bertekad tak akan Terpecah Belah di Tengah Kisruh Larangan Jilbab
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Seluruh anggota Majlis-E-Ittehadul Muslimeen (AIMIM) India dan pendukungnya memegang plakat selama pawai protes menentang pembatasan jilbab, di Shaheen Bagh di New Delhi, India, 09 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Muslim India Bertekad tak akan Terpecah Belah di Tengah Kisruh Larangan Jilbab

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Sebuah pertemuan berbagai organisasi budaya dan sosial Muslim diadakan di Mumbai, India untuk memastikan kisruh larangan jilbab yang telah mempengaruhi negara bagian Karnataka tidak mempengaruhi komunitas di Maharashtra.

"Idenya adalah untuk memastikan kerukunan komunal yang mendefinisikan budaya India yang sebenarnya,” kata Presiden Komite Aman Mumbai Farid Shaikh, dikutip dari New Indian Express pada Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Beberapa organisasi seperti Mumbai Aman Committee, Ulama Council, Movement for Human Welfare, Jamiat-e-Ahle Sunnat, Jamaat e Islami Hind, All India Khilafat House Committee, Lokanchi Shakti Mumbai, Jamiat Ahle Hadees, Raza Foundation, Jamiat Ulema-e- Hind, Organisasi Islam Mahasiswa India, Sadbhawna Manch Mumbai, Anjuman-e-Khadim-e-Hussain Trust antara lain berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Sebuah protes simbolis akan diadakan pada Selasa, 15 Februari 2022 di dekat Pasar Crawford untuk meningkatkan kepedulian terhadap dugaan larangan jilbab tersebut. "Akan ada partisipasi dari semua komunitas dan bukan hanya komunitas Muslim," kata Presiden Jamaat-e-Islami Hind Mumbai, Hasib Bhatkar.

Dilansir dari News 18, di tengah pertikaian Jilbab di Karnataka, Gubernur Kerala Arif Mohammad Khan mengatakan kode berpakaian terkait dengan institusi. Jika ada yang tidak suka dengan seragam, maka harus keluar dari lembaga itu dan tidak boleh coba-coba melanggar disiplin karena disiplin adalah dasar dari lembaga.

Pemerintah Karnataka memutuskan melanjutkan kelas untuk siswa sekolah menengah mulai minggu depan, bahkan ketika Ketua Menteri Basavaraj Bommai menyatakan Pengadilan Tinggi tidak membolehkan siswa mengenakan pakaian keagamaan ke perguruan tinggi.  

Ketua Mahkamah Agung meminta media untuk menahan diri untuk tidak melaporkan pengamatan yang dilakukan oleh hakim selama persidangan. Kisruh larangan jilbab dimulai pada Desember 2021 berakhir ketika beberapa siswa mulai datang ke perguruan tinggi negeri di Udupi mengenakan jilbab. Memprotes itu, beberapa siswa Hindu muncul mengenakan selendang safron.  

Perselisihan menyebar ke institusi pendidikan lain di berbagai bagian negara bagian dan protes berubah menjadi kekerasan di beberapa tempat awal pekan ini. Hal ini mendorong pemerintah mengumumkan tiga hari libur sekolah.

 

https://www.google.co.id/amp/s/www.news18.com/amp/news/india/hijab-row-news-live-updates-karnataka-hc-students-muslim-women-headscarf-basavaraj-bommai-schools-colleges-livenews-4759292.html

https://indianexpress.com/article/cities/mumbai/muslim-bodies-vow-not-to-let-hijab-row-affect-harmony-in-maharashtra-7766964/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement