Sabtu 12 Feb 2022 22:02 WIB

China Setujui Penggunaan Pil Paxlovid Pfizer dengan Syarat

Paxlovid menjadi obat pertama Covid-19 dari luar negeri yang dipakai China

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
China setujui pil paxlovid dari Pfizer sebagai obat Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA
China setujui pil paxlovid dari Pfizer sebagai obat Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan obat Covid-19 dari Pfizer, Paxlovid, di negaranya, Sabtu (12/2/2022). Langkah ini menjadikan Paxlovid sebagai obat pertama Covid dari luar negeri yang dipakai China. Paxlovid sejauh ini telah disahkan di sekitar 40 negara.

Administrasi Produk Medis Nasional China pada Sabtu mengatakan Paxlovid disetujui untuk mengobati orang dewasa yang memiliki gejala Covid-19 ringan hingga sedang dan berisiko tinggi menjadi kondisi parah. "Penelitian lebih lanjut tentang obat tersebut perlu dilakukan dan diserahkan kepada regulator," kata Pemerintah China.

Baca Juga

Belum jelas apakah China sudah melakukan pembicaraan dengan Pfizer untuk pengadaan pil tersebut. "Ini adalah tonggak penting dalam perjuangan kami melawan Covid-19," kata perwakilan Pfizer dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan informasi tentang pengadaan pil di China.

Persetujuan tersebut merupakan dorongan bagi Pfizer untuk mencapai target penjualan 22 miliar dolar AS pada 2022. Eksekutif Pfizer menyebut pihaknya tengah berdiskusi aktif dengan lebih dari 100 negara tentang Paxlovid dan memiliki kapasitas untuk menyediakan 120 juta kursus jika diperlukan.

Sejumlah vaksin tersedia di seluruh dunia untuk membantu mencegah infeksi dan penyakit serius, termasuk yang dibuat oleh Pfizer. Namun ada pilihan pengobatan terbatas untuk orang yang terinfeksi Covid-19.

Pfizer pada Desember mengatakan hasil uji coba akhir menunjukkan pengobatannya mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian sebesar 89 persen pada pasien Covid-19 yang berisiko sakit parah yang diberikan pengobatan dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala. Sementara sebesar 88 persen ketika diberikan dalam waktu lima hari.

China telah mempertahankan jumlah harian pasien Covid-19 baru dengan gejala yang dikonfirmasi di bawah 250 kasus dan terkadang kurang dari 10 pada tahun lalu. Angka itu sangat kecil untuk 1,4 miliar penduduknya dan menurut standar global. Ini didapat berkat pendekatan China untuk segera mengatasi gejolak lokal.

Seperti diketahui pemerintah China sangat ketat untuk persyaratan karantina selama beberapa pekan bagi sebagian besar pelancong yang datang dari luar negeri. China juga belum menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh pembuat obat asing tetapi telah memvaksinasi 87,1 persen dari seluruh populasinya pada 7 Februari menggunakan beberapa suntikan yang dikembangkan di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement