Senin 14 Feb 2022 09:14 WIB

Wali Kota Surabaya: Isolasi Terpusat Efektif Cegah Klaster Keluarga

Pemkot menggunakan cara persuasif untuk memberikan edukasi kepada warga yang terpapar

Red: Hiru Muhammad
Petugas menata meja di dekat tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). Pemkot Surabaya mengoperasikan kembali rumah sakit darurat COVID-19 tersebut sebagai isolasi terpusat bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk mengantisipasi kenaikan kasus penyakit tersebut di Kota Surabaya.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menata meja di dekat tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). Pemkot Surabaya mengoperasikan kembali rumah sakit darurat COVID-19 tersebut sebagai isolasi terpusat bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk mengantisipasi kenaikan kasus penyakit tersebut di Kota Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menilai tempat isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah setempat yakni di Asrama Haji Surabaya cukup efektif mencegah adanya klaster keluarga penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan, Jatim."Kami menggunakan cara persuasif untuk memberikan edukasi kepada warga yang terpapar Covid-19 khususnya yang bergejala ringan agar berkenan dievakuasi di tempat isoter," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Ahad (13/2/2022).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengaku pada beberapa kasus khusus, terdapat warga yang tidak berkenan dievakuasi ke isoter yang telah disediakan Pemkot Surabaya."Karena ada yang tinggal sendiri di rumah dan rumah itu sudah memenuhi kriteria sebagai tempat isoter," ujarnya.

Baca Juga

Karena itu,  sesuai arahan dari Wali Kota Eri Cahyadi terkait pendekatan persuasif kepada warga yang terpapar Covid-19, pihaknya bersama jajarannya langsung memberikan edukasi dan pengarahan kepada warga yang terkonfirmasi positif Covid-19."Masyarakat yang terkonfirmasi positif dengan kondisi asimtomatik dan ringan, bisa melakukan isolasi ke isoter. Agar kami bisa memberikan pemantauan intensif kepada pasien, selama dalam perawatan sampai dengan sembuh," katanya.

Ia menjelaskan, berdasarkan data terbaru pasien Covid-19 yang dirawat di Asrama Haji sampai dengan  Ahad (13/2) pukul 07.00 WIB, terdapat 344 pasien. Sedangkan tingkat kesembuhan harian, dari total pasien yang dirawat sebesar 40-50 persen.

"Untuk meningkatkan imunitas, kami mengadakan kegiatan senam bersama, olah nafas, konsultasi psikologis dan pemberian dukungan pengobatan dan vitamin sesuai keluhan, serta makanan atau asupanbergizi yang dibutuhkan. Juga di dalam kamar difasilitasi TV, wifi," katanya.

Tak hanya itu, untuk tenaga medis yang berjaga di Asrama Haji, juga ditambah konsulen dari seluruh spesialistik dengan tiga sif kerja setiap harinya."Jumlah dokter yang disiapkan di Asrama Haji adalah sebanyak tujuh dokter (dokter umum dan spesialis). Sebagai tindak lanjut, tes usapdi Asrama Haji juga dilakukan setiap hari," ujarnya.

Berdasarkan data laman web lawan Covid-19.surabaya.go.id kasus positif per Sabtu (12/2), total kasus pasien aktif sebanyak 3.077 jiwa dengan penambahan kasus aktif sebanyak 1.687 jiwa. Serta total kasus sembuh sebanyak 1.177 jiwa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement