Senin 14 Feb 2022 10:51 WIB

Pemkot Surabaya Ungkap Ada Pasien Covid-19 Tolak Isolasi Terpusat

Pemkot Surabaya mengaku melakukan pendekatan persuasif ke warga yang positif Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Petugas menata meja di dekat tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). Pemkot Surabaya mengoperasikan kembali rumah sakit darurat COVID-19 tersebut sebagai isolasi terpusat bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk mengantisipasi kenaikan kasus penyakit tersebut di Kota Surabaya.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menata meja di dekat tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). Pemkot Surabaya mengoperasikan kembali rumah sakit darurat COVID-19 tersebut sebagai isolasi terpusat bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk mengantisipasi kenaikan kasus penyakit tersebut di Kota Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku, pihaknya selalu melakukan pendekatan persuasif kepada warga terpapar Covid-19, agar mau dilakukan evakuasi ke tempat isolasi terpusat (isoter). Hal itu sehubungan dengan adanya masyarakat yang tidak berkenan untuk dievakuasi ke tempat isoter.

Eri menyatakan, penempatan pasien tanpa gejala dan gejala ringan di tempat islasi terpusat bertujuan untuk mencegah munculnya klaster keluarga, serta dapat melakukan pemantauan secara intensif.

Baca Juga

“Kita menggunakan cara persuasif untuk memberikan edukasi kepada warga yang terpapar Covid-19, khususnya yang bergejala ringan untuk dirawat di Isoter,” kata Eri di Surabaya, Senin (14/2/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengakui, terdapat masyarakat yang tidak berkenan untuk dievakuasi ke tempat isoter yang telah disediakan Pemkot Surabaya. Hal itu terutama masyarakat yang memiliki rumah memadai untuk melakukan isolasi mandiri.

“Karena ada yang tinggal sendiri di rumah dan rumah itu sudah memenuhi kriteria sebagai tempat isoter,” kata Nanik.

Nanik menerangkan, melalui pendekatan persuasif, ia bersama jajarannya langsung memberikan edukasi dan pengarahan kepada warga yang terkonfirmasi positif. Agar masyarakat yang terkonfirmasi positif dengan kondisi asimtomatik dan ringan, bisa melakukan isolasi di tempat Isoter.

"Agar kami bisa memberikan pemantauan intensif kepada pasien selama dalam perawatan sampai dengan sembuh,” ujarnya.

Nanik menjelaskan, di tempat isolasi terpusat di Asrama Haji terdapat 344 pasien yang menjalani isolasi. Sedangkan, tingkat kesembuhan harian di Asrama Haji dari total pasien yang dirawat diakuinya mencapai 40-50 persen. Nanik mengatakan untuk tenaga medis yang berjaga di Asrama Haji juga ditambah konsulen dari seluruh spesialistik dengan tiga shift kerja setiap harinya.

“Jumlah dokter yang standby adalah sebanyak tujuh dokter umum dan spesialis. Sebagai tindak lanjut, swab di Asrama Haji juga dilakukan setiap hari,” kata dia.

Baca juga:

Polisi Selidiki Tragedi Ritual Tewaskan 11 Orang di Pantai Jember

Soal JHT, Anggota DPR: Masih Belum Puas Juga Membuat Buruh Susah.

Wali Kota Surabaya: Isolasi Terpusat Efektif Cegah Klaster Keluarga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement