Senin 14 Feb 2022 13:04 WIB

Remaja Palestina Tewas dalam Bentrokan dengan Pasukan Israel

Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina berusia 17 tahun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan Israel selama demonstrasi menentang pemukiman Israel di tanah desa Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, 11 Februari 2022.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan Israel selama demonstrasi menentang pemukiman Israel di tanah desa Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat, 11 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina berusia 17 tahun dalam bentrokan di dekat kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan pada Senin (14/2) mengatakan, Mohammed Abu Salah terbunuh di desa Silat al-Harithiya ketika pasukan Israel tiba pada Ahad (13/2) malam.

Pasukan Israel berada di desa tersebut untuk menghancurkan rumah Muhammad Jaradat, yaitu seorang pria yang dituduh membunuh warga Israel akhir tahun lalu. Saksi mata mengatakan, tentara dan pria bersenjata Palestina terlibat baku tembak.

Tentara mengatakan, kerusuhan kekerasan pecah menjelang pembongkaran rumah Jaradat. Ratusan warga Palestina terlibat dalam bentrokan tersebut, dan beberapa di antaranya melemparkan bahan peledak ke pasukan Israel.

"Pasukan mengidentifikasi sejumlah perusuh bersenjata, dan menembak ke arah mereka untuk menetralisir ancaman," kata pernyataan militer tanpa mengomentari langsung kematian remaja tersebut, seperti dikutip Aljazirah.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 10 orang juga terluka dalam tembakan itu. Jaradat telah didakwa membunuh seorang warga Israel dalam serangan penembakan di sebuah mobil di dekat pos terdepan Yahudi, Homesh pada 16 Desember.

Militer Israel akan menghancurkan rumah Jaradat. Israel mengatakan pembongkaran yang dilakukan di rumah penyerang dapat membantu mencegah serangan di masa depan.

Kelompok hak asasi manusia mengutuk taktik tersebut. Israel sering menargetkan rumah warga Palestina yang ditempati bersama anggota keluarga lainnya sebagai hukuman kolektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement