Senin 14 Feb 2022 21:51 WIB

Luhut: Kasus di Tiga Provinsi Ini Meningkat

Tren kasus di DKI Jakarta saat ini justru menunjukan tanda-tanda melewati puncak.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan terjebak macet di Jalan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Tren kasus di DKI Jakarta saat ini justru menunjukan tanda-tanda melewati puncak.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan terjebak macet di Jalan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Tren kasus di DKI Jakarta saat ini justru menunjukan tanda-tanda melewati puncak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, peningkatan kasus Covid-19 saat ini tercatat terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Namun demikian, peningkatan kasus tersebut masih di bawah jumlah kasus pada puncak gelombang Delta.

“Peningkatan terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Tetapi itupun masih di bawah puncak delta. Tidak hanya kasus, jumlah rawat inap rumah sakit di provinsi Jawa-Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan delta,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (14/2/2022).

Baca Juga

Sementara itu, tren kasus di DKI Jakarta saat ini justru menunjukan tanda-tanda melewati puncak kasus. Kasus harian, kasus aktif, dan juga rawap inap telah menunjukan penurunan.

Pengumuman Lomba Menulis Retizen: Covid Naik Lagi, Bagaimana Nasib PTM? 

Lebih lanjut, Luhut menyebut, angka BOR yang dipublikasikan oleh pemerintah saat ini belum mencerminkan kapasitas maksimum. Jika menggunakan kapasitas maksimum tempat tidur pada puncak Delta tahun lalu, maka BOR saat ini akan jauh lebih rendah.

“Misalnya, tempat tidur yang disiapkan di Jawa Bali hari ini hanya sekitar 55 ribu, di mana terisi 21 ribu tempat tidur, sehingga terlihat BOR saat ini di angka 39 persen. Bila menggunakan kapasitas maksimal di angka 87 ribu tempat tidur seperti saat delta, maka BOR hari ini di Jawa Bali hanya terisi 25 persen saja,” jelas dia.

Sementara pada kasus kematian, jumlahnya tercatat jauh lebih sedikit dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yakni 13 Februari. Saat itu, tercatat terdapat lebih dari seribu kematian per hari dengan jumlah kasus harian mencapai 44 ribu kasus. Sementara per 13 Februari 2022, tercatat terdapat 111 kasus kematian.

“Dengan data tersebut, saya meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir berlebihan ketika kasus masih naik cukup tinggi atau ketika sekitar kita mulai banyak orang terdekat terinfeksi dengan varian ini,” ujar dia.

Ia mengatakan, sebagian besar masyarakat yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Sedangkan pasien dengan gejala berat merupakan orang-orang yang memiliki komorbid, lansia, atau belum melakukan vaksinasi lengkap. Karena itu, ia meminta agar tak ada lagi ajakan kepada masyarakat untuk tak mengikuti vaksinasi Covid-19.

“Kelompok-kelompok inilah yang perlu diwaspadai. Membatasi aktivitas pribadi hingga mawas diri,” kata Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement