Selasa 15 Feb 2022 12:36 WIB

BI: Hilirisasi Jadi Kunci Negara Maju

Pertumbuhan ekonomi solid dan berkelanjutan menjadi syarat utama perekonomian maju

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Pertumbuhan ekonomi yang solid dan berkelanjutan menjadi syarat utama bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju perekonomian yang maju. (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi yang solid dan berkelanjutan menjadi syarat utama bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju perekonomian yang maju. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi yang solid dan berkelanjutan menjadi syarat utama bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju perekonomian yang maju. Hal ini membutuhkan dukungan dari struktur transaksi berjalan yang sehat, yang didukung oleh sektor manufaktur yang kuat.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, menyampaikan bahwa hilirisasi menjadi bagian dari upaya pengembangan industri manufaktur. Tujuan utamanya menciptakan struktur industri yang kuat dan bernilai tambah tinggi.

Baca Juga

"Hal tersebut akan mendorong peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dengan global value chain sekaligus mengurangi impor," katanya dalam dalam Seminar Recover Stronger: Shifting Toward Higher Value-Added Industries, Senin (14/2).

Lebih lanjut, hilirisasi dapat memperkuat keterkaitan domestik dengan industri pendukung dari daerah lainnya yang mendorong pembangunan yang semakin inklusif. Sementara itu, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Solikin M Juhro menjelaskan BI berupaya memelihara stabilitas nilai Rupiah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Hal ini dilakukan melalui strategi bauran kebijakan yang bersinergi dengan reformasi struktural Pemerintah," katanya.

Di tengah potensi hilirisasi yang dimiliki, terdapat berbagai tantangan yang masih mengemuka. Baik dampak hilirisasi kepada perekonomian yang perlu diperluas, maupun tantangan terkait faktor produksi, serta regulasi dalam hal implementasi industri hijau.

Terkait tantangan hilirisasi ini, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito memberikan gambaran mengenai tantangan di lapangan. Terutama dari sisi pembiayaan hijau, implementasi teknologi rendah karbon, serta bantuan teknis dan pelatihan yang diperlukan.

Senior Economist Asian Development Bank, Henry Ma menyampaikan pentingnya peningkatan kompleksitas produk ekspor. Termasuk dukungan Pemerintah yang diperlukan untuk iklim investasi, serta keterlibatan sektor swasta dan mendiskusikan insentif yang diperlukan.

Indonesia perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya hilirisasi sumber daya mineral. Hal ini dibahas untuk mengenali potensi dan tantangan yang muncul, serta merumuskan rekomendasi kebijakan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُوْرَةٌ ۚفَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَّذُكِرَ فِيْهَا الْقِتَالُ ۙرَاَيْتَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ يَّنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۗ فَاَوْلٰى لَهُمْۚ
Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surah (tentang perintah jihad) yang diturunkan?” Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut (perintah) perang, engkau melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka.

(QS. Muhammad ayat 20)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement