Jumat 18 Feb 2022 13:35 WIB

Timnya Come Back Saat Jumpa Olympiakos, Ini Reaksi Gasperini

Sempat tertinggal 0-1, Atalanta berbalik unggul 2-1.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih kepala Atalanta Gian Piero Gasperini.
Foto: EPA-EFE/PAOLO MAGNI
Pelatih kepala Atalanta Gian Piero Gasperini.

REPUBLIKA.CO.ID, BERGAMO -- Sempat tertinggal lebih dahulu, Atalanta berhasil membalikan keadaan sekaligus menutup laga dengan kemenangan 2-1 atas Olympiako pada babak 16 besar Liga Europa 2021/2022 di Stadion Atleti Azzurri, Bergamo, Jumat (18/2/2022) dini hari WIB.

Pelatih Gian Piero Gasperini menegaskan bahwa timnya membutuhkan waktu untuk pulih serta meningkatkan kepercayaan diri setelah kehilangan gol awal dari Olympiakos pada menit ke-16.

Baca Juga

"Pertandingan Eropa selalu sulit, Anda menghadapi tim yang memimpin liga mereka sendiri dan memiliki pemain yang bisa mencetak gol dari mana saja," kata Gasperini kepada Sky Sports Italia, Jumat.

Atalanta mencoba bangkit ketika memasuki interval kedua. Gasperini melakukan pergantian beberapa pemain La Dea. Hasilnya terlihat pada menit ke-61, mereka sukses menyamakan kedudukan lewat tandukan bek Berat Djimsiti.

Gol Djimsiti seakan menyuntikan motivasi rekan setimnya, Atalanta kian bersemangat dan Djimsiti kembali mencatatkan namanya di papan skor kali kedua.

"Kami butuh beberapa saat untuk pulih dari pukulan itu dan kemudian mengontrol babak kedua. Katakanlah akhirnya mencetak gol dari sepak pojok juga akan membantu kepercayaan diri kami," sambung Gasperini.

Gasperini pun menyebut Djimsiti atau Mario Pasalic bisa saja memainkan peran sebagai seorang striker pada laga berikutnya berkat brace ke gawang Olympiakos. Terlebih, stok penyerang La Dea kian menipis lantaran diterpa badai cedera.

Sementara itu, kemenangan atas Olympiakos di Stadion Gewiss memutus puasa kemenangan Atalanta saat bermain di markas sendiri. Gasperini pun ditanya soal peluang serta target timnya lolos ke Liga Champions tahun depan.

"Serie A, tentu saja. Semakin banyak Liga Europa berlangsung, ada tim yang sangat kuat. Sebuah tim Italia belum pernah memenangkan Liga Europa sejak 1999? Kami peduli dengan panggung Eropa yang fantastis, tetapi jika saya harus memilih, itu pasti Serie A dan kami masih dalam perebutan tempat keempat."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement