Jumat 18 Feb 2022 17:28 WIB

Uni Eropa Siapkan Sanksi yang Sangat Keras untuk Rusia

UE khawatir atas serangan bertahap untuk membenarkan agresi Rusia terhadap Ukraina

Red: Esthi Maharani
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan  melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS).  Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.

BRUSSELS--Para pejabat Uni Eropa (UE) telah menyiapkan “paket sanksi yang sangat keras” terhadap Rusia yang akan segera diajukan kepada menteri luar negeri Uni Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina, ungkap kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis (17/2/2022).

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan informal tentang krisis Ukraina yang diadakan oleh para pemimpin Uni Eropa di sela-sela KTT Uni Eropa-Uni Afrika, Borrell mengungkapkan kekhawatiran serius tentang "penembakan besar-besaran, pemboman dan pertempuran" dari garis depan antara Ukraina dan Rusia.

Dia mengatakan "disinformasi Rusia untuk menciptakan suasana atas dugaan serangan" bersama dengan suara Duma Rusia untuk mengakui wilayah separatis Ukraina Timur Luhansk dan Donetsk menambah "paket sanksi" yang "menunjukkan kekhawatiran kami."

Dia bersikeras bahwa UE lebih memilih solusi diplomatik untuk konflik tersebut, tetapi menambahkan bahwa Uni Eropa telah menyiapkan "paket sanksi penuh" terhadap Rusia dengan berkonsultasi dengan AS dan mitra lainnya.

"Jika ada agresi (terhadap Ukraina), saya akan segera memanggil Dewan Luar Negeri untuk mengusulkan paket sanksi, dan saya yakin kita akan memiliki suara bulat yang diperlukan," tutur Borrell.

'Persatuan Uni Eropa mengejutkan Putin'

Dalam perjalanan ke KTT Uni Eropa-Afrika, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki juga menggarisbawahi bahwa blok tersebut akan menjatuhkan sanksi “lebih parah, lebih ofensif” jika kebijakan Rusia menjadi lebih agresif.

Dia menekankan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berharap untuk memecah negara-negara Uni Eropa, tetapi “persatuan kami mengejutkannya.”

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menekankan persatuan blok itu dalam menghadapi ancaman Rusia dan mengatakan para pemimpin Uni Eropa menghargai usahanya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam mengadakan pembicaraan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pada saat yang sama, Scholz menyebutkan bahwa Rusia masih memiliki “potensi militer yang cukup” di sepanjang perbatasan Ukraina untuk menyerang tetangganya meski sebelumnya telah mengumumkan penarikan sebagian.

Presiden Rumania Klaus Iohannis juga setuju bahwa "risiko bagi keamanan Eropa masih kritis."

Menulis di Twitter setelah pertemuan krisis para pemimpin Uni Eropa, Iohannis menyerukan dialog mencari “resolusi diplomatik” untuk konflik tersebut.

Amerika Serikat (AS) pada Kamis memperingatkan bahwa penumpukan militer Rusia berlanjut di perbatasan Ukraina dan Moskow tampaknya bergerak menuju invasi yang akan segera terjadi meski sebelumnya mengklaim telah menarik kembali pasukannya.

AS, dengan sekutu Eropanya, telah mengungkapkan Rusia sedang mempersiapkan agresi terhadap Ukraina setelah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara dan peralatan berat di dan sekitar tetangganya.

Menyangkal bahwa mereka sedang bersiap untuk menyerang, Rusia menuduh negara-negara Barat merusak keamanannya melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.

Lebih dari 70 pemimpin Eropa dan Afrika berkumpul di Brussel untuk menghadiri KTT Uni Eropa-Uni Afrika selama dua hari, yang bertujuan untuk meletakkan dasar baru bagi kemitraan UE-Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement