Jumat 18 Feb 2022 17:52 WIB

Toko Buku Ikonik di Gaza Kembali Dibuka

Toko buku ikonik Gaza yang hancur dalam serangan Israel tahun lalu, kembali dibuka

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Toko Nablusi di jalan Al-Saraya menampung ratusan artefak yang mengungkapkan masa lalu Palestina, seperti paspor, buku akuntansi, dokumen pemerintah, atau bahkan rokok era Utsmani
Foto: middleeastmonitor.com
Toko Nablusi di jalan Al-Saraya menampung ratusan artefak yang mengungkapkan masa lalu Palestina, seperti paspor, buku akuntansi, dokumen pemerintah, atau bahkan rokok era Utsmani

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Toko buku ikonik Gaza yang hancur dalam serangan udara Israel tahun lalu, kembali dibuka pada Kamis (17/2/2022). Pengunjung sangat antusias merayakan pembukaan toko buku tersebut.

Bangunan toko buku yang memiliki lima lantai tersebut hancur dalam serangan Israel pada Mei tahun lalu. Pemilik toko buku, Samir Mansour, mengatakan,  lantai dasar bangunan telah hancur menjadi puing-puing. Sementara sekitar 100 ribu buku menjadi tumpukan kertas robek yang teronggok dalam abu dan debu.

“Saya sangat sedih ketika toko dihancurkan. Teman-teman serta orang-orang terkasih telah meningkatkan semangat saya. Hari ini saya seperti dilahirkan kembali, hari ini adalah ulang tahun yang baru bagi saya,” ujar Mansour.

Toko buku tersebut dbuka pada 2000 di dekat tiga universitas di Gaza. Toko buku Mansour populer di kalangan pelajar dan pembaca umum. Selain itu, toko buku Mansour memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu pelanggan dapat memperoleh buku apa pun sesuai permintaan jika tidak tersedia di beberapa perpustakaan Gaza.

Toko buku Mansour dibuka kembali dengan ruang dan inventaris yang lebih besar serta beragam. Toko buku tersebut dibangun atas sumbangan donatur.

Mansour mengatakan, sumbangan sebagian besar datang dari aktivis Inggris yang meluncurkan kampanye penggalangan dana di seluruh dunia. Mereka mengamankan koleksi buku yang lebih besar daripada yang dihancurkan.

"Orang-orang Inggris telah memberi kompensasi kepada kami dengan 150 ribu buku,” kata Mansour.

Balok dari lampu sorot di langit-langit memberi tampilan mengkilap pada buku-buku yang berdiri di atas rak kayu premium.  Toko buku tiga lantai ini menampilkan buku anak-anak, novel karya penulis lokal, Arab, dan internasional. Termasuk panduan bisnis dan pemrograman.  Secara total, toko baru ini memiliki koleksi 400 ribu buku.

“Kehancuran tidak menyakiti kami.  Sebaliknya, itu membuat kami kuat,” kata Mansour.

Puluhan orang memadati pintu masuk toko saat upacara pembukaan. Salah satu pengunjung, Yara Eid, mengatakan, toko buku tersebut telah memberikan kilas kehidupan lain di luar Gaza. Blokade membuat warga Gaza sulit untuk bepergian ke luar negeri.

“Toko Buku Samir Mansour sangat berarti bagi saya,” kata Eid, yang berencana untuk meraih gelar master di Inggris.  “Tanpa toko buku ini, saya tidak akan tahu kehidupan di luar Gaza karena kami berada di bawah blokade," ujarnya.

Eid mengatakan, koleksi buku di toko buku Mansour memberikan harapan terhadap kehidupan lain. Tidak hanya perang dan pertumpahan darah yang sehari-hari mewarnai Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement