Sabtu 19 Feb 2022 16:45 WIB

Anggota Parlemen India Dikritik karena Retweet Cicitan Anti-India

Tharoor me-retweet sebuah cicitan agen Pakistan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022. Anggota Parlemen India Dikritik karena Retweet Cicitan Anti-India
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022. Anggota Parlemen India Dikritik karena Retweet Cicitan Anti-India

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Kedutaan Besar (Kedubes) India di Kuwait mengkritik sikap yang ditunjukkan anggota perlemen India dari Kongres, Shashi Tharoor, yang memang dikenal dengan sikap oposisinya terhadap pemerintah India. Hal ini karena Tharoor me-retweet sebuah cicitan agen Pakistan yang memuat sikap anti-India.

"Kami tidak bisa duduk diam dan melihat gadis-gadis Muslim dianiaya di depan umum, kata mereka (politikus Kuwait)," tulis tweet tersebut, yang kemudian di-retweet oleh Tharoor.

Baca Juga

Cicitan ini juga menyebut bahwa politikus Kuwait yang kuat telah mendesak pemerintah mereka melarang masuknya para pemimpin Partai Bharatiya Janata ke Kuwait. Cicitan itu berkaitan dengan kontroversi kebijakan larangan penggunaan jilbab di lembaga pendidikan di Karnataka, India.

Sekelompok orang di Karnataka telah melakukan agitasi selama sebulan terakhir setelah siswa Muslim tidak diizinkan menghadiri kelas mengenakan jilbab. Pada 5 Februari, pemerintah Karnataka telah mengeluarkan perintah yang melarang pakaian yang mengganggu kesetaraan, integritas, dan ketertiban umum.

Terkait retweet yang dilakukannya, Tharoor pada Jumat (18/2/2022) lalu mengatakan, kebijakan yang dibuat di dalam negeri tentu memiliki dampak luas di tingkat internasional.

"Saya mendengar dari teman-teman di seluruh Teluk kekecewaan mereka pada meningkatnya Islamofobia di India dan keengganan PM (Narendra Modi) untuk mengutuknya, apalagi bertindak tegas terhadapnya," kata Tharoor dalam retweet itu, seperti dikutip dari laman Scroll, Sabtu (19/2/2022).

Kedubes India di Kuwait pun menyatakan kekecewaannya terhadap sikap yang ditunjukkan Tharoor. "Sedih melihat Anggota Parlemen India yang terhormat me-retweet unggahan anti-India oleh agen Pakistan yang menerima Penghargaan Pakistan 'Duta Perdamaian' untuk kegiatan anti-Indianya," demikian tweet pejabat Kedubes India di Kuwait.

Menurut pejabat tersebut, seharusnya anggota parlemen India tidak mendukung sikap-sikap anti-India seperti itu. Dalam klarifikasi, Tharoor mengatakan dia tidak mendukung individu mana pun. Ia hanya prihatin dengan sentimen yang disampaikan dalam tweet tersebut.

"Sambil menerima pandangan Kedutaan Besar India di Kuwait, saya mendesak Pemerintah India tidak memberikan amunisi kepada elemen anti-India tersebut dengan melakukan pelanggaran di sini," tulis pemimpin Kongres itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement