Ahad 20 Feb 2022 01:00 WIB

Kampus India Tepis Kabar 58 Mahasiswa Diskors Gara-Gara Protes Larangan Jilbab

Sebanyak 58 mahasiswa India dikabarkan kena skors karena memprotes larangan jilbab.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Reiny Dwinanda
 Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang poster saat protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 8 Februari 2022. Sebanyak 58 mahasiswa dikabarkan kena skors setelah memprotes larangan jilbab di perguruan tinggi Karnataka di distrik Shivamogga, India.
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang poster saat protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 8 Februari 2022. Sebanyak 58 mahasiswa dikabarkan kena skors setelah memprotes larangan jilbab di perguruan tinggi Karnataka di distrik Shivamogga, India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar pemberlakuan skros terhadap 58 mahasiswa sebuah perguruan tinggi Karnataka di distrik Shivamogga, India memicu kontroversi. Dilansir India Today, Sabtu (19/2/2022), pimpinan kampus menampik adanya kabar skors terhadap mahasiswa yang memprotes larangan jilbab tersebut.

Menurut pimpinan kampus, pihak kampus hanya memberikan peringatan. Mereka tidak benar-benar memberlakukan skors terhadap ke-58 mahasiswanya.

Baca Juga

Sebelumnya, terdapat laporan bahwa 58 mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi di Shiralkoppa Talluk, distrik Shivamogga diskors karena memprotes kebijakan larangan jilbab di lingkup pendidikan setempat. Namun, berdasarkan video yang viral di internet, pihak kampus terdengar memberi tahu siswa bahwa mereka telah diskors dari kampus karena melanggar aturan.

"Wakil inspektur polisi, Deputy Director of Public Instruction, dan Shivamogga DC sudah berusaha meyakinkan kalian, tapi tetap saja kalian tidak mendengarkan mereka. Kalian telah melanggar aturan karena itu kami memberikan skors kepada kalian semua dari perguruan tinggi untuk sementara waktu. Kalian tidak dapat memasuki tempat itu sejak hukuman skors dijatuhkan," kata kepala kampus.

Kepada India Today, Shivamogga DC membantah laporan itu. Dia mengatakan bahwa kepala kampus hanya memperingatkan mahasiswanya dan tidak ada perintah skros yang dikeluarkan secara resmi.

Sementara itu, sorang dosen bahasa Inggris yang bekerja sebagai staf pengajar tamu telah menyatakan pengunduran dirinya pada Jumat (18/2/2022). Dia memilih mundur setelah diminta untuk menanggalkan jilbabnya ketika mengajar di distrik Tumakuru, Karnataka.

"Ini masalah harga diri saya. Saya tidak bisa mengajar tanpa hijab," kata Chandini yang telah bergabung dengan Jain PU College selama tiga tahun.

Selama ini, menurut Chandini, tidak ada yang pernah mempermasalahkan jilbabnya. Permintaan untuk membuka jilbab datang tiba-tiba.

"Saya (biasanya)  bekerja dengan normal dengan mudah. ​​Tapi, kemarin kepala sekolah saya menelepon saya dan memberi tahu saya bahwa kelas harus dilakukan tanpa hijab atau syiar agama apapun. Itu melukai harga diri saya dan saya tidak mau lagi bekerja di kampus itu. Makanya saya mengundurkan diri secara sukarela," ungkapnya dilansir The Gulf Today, Sabtu (19/2/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement