Senin 21 Feb 2022 22:58 WIB

BTN akan Luncurkan Skema Pembiayaan Syariah Sewa Beli Hunian 

Skema sewa beli hunian akan dipasarkan BTN Syariah dengan akad IMBT

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
BTN Syariah. Skema sewa beli hunian akan dipasarkan BTN Syariah dengan akad IMBT
Foto: istimewa/doc humas
BTN Syariah. Skema sewa beli hunian akan dipasarkan BTN Syariah dengan akad IMBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berencana meluncurkan skema pembiayaan sewa beli atau rent to own. Adapun skema ini akan sangat memudahkan konsumen untuk menikmati dahulu tempat tinggal yang ingin dimilikinya sebelum akhirnya membeli. 

Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan skema ini juga memfasilitasi kebutuhan kepemilikan hunian masyarakat.

"Ini pasarnya ada, terutama bagi para milenial yang senangnya tidak terikat satu spot, jadi mungkin sewa dulu. Pada tahun ke-5 sudah betah, cocok, lalu bisa memutuskan untuk memiliki. Jadi kita buat program rent to own," ujarnya saat webinar, Senin (21/2/2022).

Menurutnya skema ini sekaligus mengatasi permasalahan kelebihan pasokan atau over supply hunian khususnya unit apartemen. 

“Kami berharap skema rent to own ini bisa diluncurkan tahun ini, setelah kajian skema pembelian hingga angsuran pembayaran kreditnya selesai dilakukan,” ucapnya.

Melihat skemanya, kemungkinan besar produk ini akan dipasarkan melalui BTN Syariah dengan menggunakan akad ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT). Menurut bahasa, IMBT berasal dari dua kata yaitu al ijarah yang berarti sewa dan al-tamlik yang berarti kepemilikan. "Dengan kata lain IMBT berarti akad sewa menyewa yang kemudian hari berubah menjadi hak milik," ucapnya.

Adapun ketentuan teknis akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik diatur dalam Fatwa DSN No.27/DSN-MUI/III/2002. Adanya DSN MUI mengenai akad ini, maka menggunakan akad IMBT dalam penyaluran dana oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan hal yang legal dan boleh dilakukan.

Menurutnya inovasi BTN ini bisa dibilang pemecah kebuntuan bagi generasi muda yang ragu memiliki rumah karena belum siap terikat pinjaman jangka panjang. 

“Anak muda itu bukan berarti tidak punya uang dan tidak mampu mengangsur. Mereka justru anak anak usia produktif dan punya penghasilan. Yang belum mereka miliki adalah komitmen memiliki pinjaman jangka panjang. Kami optimistis skema IMBT mampu mengusir rasa galau mereka untuk mempunyai hunian,” kata Nixon. 

“Jadi, daripada terus terusan ngekos, atau sewa apartemen, anak muda bisa mengambil KPR dengan skema sewa lima tahun pertama. Jika merasa nyaman dan cocok dengan tempat tinggalnya, mereka tinggal meneruskan menjadi hak milik. JIka tidak cocok, mereka bisa mengalihkan atau tidak melanjutkan,” ucapnya.

Dari sisi lain, Nixon mengungkapkan, BTN berupaya melakukan berbagai inovasi untuk mengimplementasikan digitalisasi perbankan dalam fokus bisnis utamanya yakni pembiayaan perumahan. Dalam pengembangan digitalisasi perbankan tersebut, perseroan optimistis manfaat dan nilai tambah yang didapatkan nasabah akan semakin besar.

“Dengan skema IMBT, mereka diuntungkan oleh waktu karena harga tanah dan properti selalu naik setiap tahun. Ini semacam hedging,” kata Nixon.

Dia menegaskan, digitalisasi yang dilakukan perseroan bukan hanya sekedar ikut tren yang sedang berkembang. Namun, lebih kepada upaya memberikan manfaat yang lebih besar kepada nasabah perseroan. “Digitalisasi harus bisa memberikan nilai tambah, bukan sekadar ada atau hanya ikutan tren. Dan paling penting harus bisa mendatangkan manfaat sebesar besarnya bagi nasabah,” katanya.

Menurut Nixon, digitalisasi yang dirancang BTN akan fokus terkait dengan bisnis pembiayaan perumahan sebagai bisnis inti perseroan. Hal inilah yang membuat semua inovasi yang diciptakan dan dikembangkan BTN harus ada relevansinya dengan sektor perumahan, properti dan industri pendukungnya.

“Kami harus mampu membangun ekosistem digital perumahan yang komprehensif. Aplikasi yang kami tawarkan harus bisa memenuhi kebutuhan nasabah secara end to end dengan mengoptimalkan teknologi,” ucapnya.

Dengan pondasi membangun ekosistem digital perumahan tersebut, lanjut Nixon, perseroan akan meluncurkan aplikasi super apps. Hal ini BTN telah melakukan berbagai kerjasama dengan banyak institusi terkait seperti Pinhome yang merupakan marketplace khusus properti dan memiliki kekuatan basis data perumahan serta data segmen milenial. 

Platform Arsitag yang merupakan marketplace jasa layanan profesional arsitektur, desain interior dan kontraktor. Selain itu, BTN juga telah meluncurkan aplikasi BTN Smart Residence untuk memudahkan penghuni perumahan maupun apartemen dalam melakukan pembayaran tagihan, iuran ataupun pertukaran informasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement