Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puspa

Tempe dan Tahu Tak Ada di Pasar Malam Pinggir Jalan Kramat Jati

Curhat | Tuesday, 22 Feb 2022, 11:33 WIB
Tempe dan tahu makanan yang biasa kita jumpai tiba-tiba langka, wah aku semalam tak menemukan penjualnya (sumber gambar: suara.com)

Harga kedelai impor terus merangkak naik. Yang terjadi akhirnya perajin tempe dan tahu pun melakukan mogok kerja. Mereka akan melakukan demo agar pemerintah peduli dengan cara sementara waktu tak memproduksi tempe dan tahu. Kupikir hanya ada di beberapa daerah, tapi rupanya semalam aku tak menjumpai penjual tempe dan tahu.

Semalam aku berbelanja di pinggiran jalan Kramat Jati yang jika malam hari berubah menjadi pasar buah, sayur, ikan, dan tempe tahu. Kami berniat berbelanja untuk seminggu. Sudah lama kami tak ke sana. Kami juga ingin beli tempe dan tahu, sudah lama penjual tahu langganan kami tak kelihatan.

Seusai membeli ikan cue, ikan tongkol, serta sayuran dan buah, kami mencari-cari penjual tempe dan tahu. Dari jalan menuju PGC Cililitan hingga kami memutar menuju arah Terminal Kampung Rambutan, kami tak menjumpai penjual tempe dan tahu. Padahal biasanya ada beberapa di sisi kiri dan kanan jalan. Wah jangan-jangan memang tak ada tahu dan tempe tak dijual?

Entah apakah memang hanya kemarin belum ada barangnya di sana atau karena aku kurang malam ke sananya sehingga kedua bahan makanan itu tak ada. Kalau di tempat kalian bagaimana? Jika ada apakah harganya naik?

Omong-omong aku bingung kenapa harus kedelai impor? Apakah kedelai lokal tak bisa dijadikan tempe dan tahu? Lalu apakah kedelai impor tak bisa ditanam di sini? Jika terus bergantung ke kedelai impor maka memang bakal sulit dan tidak mandiri. Lantas apakah tempe tahu bakal lenyap apabila harga kedelai impor terus membubung tinggi?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image