Selasa 22 Feb 2022 13:42 WIB

Muhammadiyah Berikan Pelatihan Manajemen Usaha Bagi Difabel

Gerakan Ekonomi Inklusif, Muhammadiyah Berikan Pelatihan Manajemen Usaha bagi Difabel

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Gerakan Ekonomi Inklusif, Muhammadiyah Berikan Pelatihan Manajemen Usaha bagi Difabel - Suara Muhammadiyah
Gerakan Ekonomi Inklusif, Muhammadiyah Berikan Pelatihan Manajemen Usaha bagi Difabel - Suara Muhammadiyah

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan Pelatihan Manajemen Usaha untuk para penyandang disabilitas yang merupakan rangkaian kegiatan Program Gerakan Ekonomi Inklusif (GEI) Bagi Penyandang Disabilitas ke-2.

GEI merupakan program kerjasama MPS dengan Lazismu PP Muhammadiyah yang didukung oleh PermataBank Syariah. Tujuannya adalah untuk membantu dan memberdayakan penyandang disabilitas yang mempunyai usaha level UMKM dengan memberikan bantuan usaha, pendampingan, dan penguatan kapasitas.

Koordinator Program GEI, Dedi Warman menyebutkan, pelatihan tersebut diikuti oleh 24 orang penerima manfaat program GEI ke-2. “Para penerima manfaat terdiri dari berbagai ragam disabilitas, yaitu disabiltas netra total 8 orang, disabilitas daksa 4 orang, disabilitas netra low vision 4 orang, disabilitas tuli/rungu 2 orang, disabilitas polio 3 orang, disabiltas paralegia 2 orang, dan disabilitas ganda 1 orang,” ujarnya, Sabtu (19/02).

Dedi melanjutkan, “Sedangkan dari aspek usaha mereka mempunyai usaha yang beragam, yaitu jualan makanan ringan/snack 2 orang, warung kelontong 1 orang, kuliner/katering 2 orang, produk kerajinan batik 1 orang, jualan kerupuk dan jasa pijat 2 orang, jualan online berbagai produk 2 orang, bengkel 3 orang, klinik pijat 2 orang, jualan dan jasa elektronik 3 orang, jualan fried chicken 1 orang, jualan ketoprak 1 orang, jualan frozen food 3 orang, dan jualan minuman 1 orang yang tersebar di Jabodetabek dan Dumai, Riau.”

Hadir mewakili Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Barry Aditya menyampaikan apresiasinya dengan adanya pelatihan ini. Ia berharap dengan adanya pelatihan ini akan membantu para penerima manfaat dalam meningkatkan kapasitas usahanya.

Di samping itu Barry juga berharap program GEI ini menjadi pijakan bagi Muhammadiyah secara umum dan MPS secara khusus dalam melakukan advokasi dan pendampingan lebih lanjut dalam isu-isu disabiltas. “Oleh karena itu perlu dituliskan kisah-kisah sukses dan praktik baik yang akan diekspos sebagai bukti kongkret kerja-kerja Muhammadiyah bersama penyandang disabilitas,” harapnya.

Sementara itu, Ir. Sularno, M.Si. selaku Ketua MPS PP Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kolaborasi dengan Lazismu dan PemataBank Syariah sehingga program GEI bisa berlanjut dengan menjangkau penerima manfaat yang baru. Ia menekankan bahwa para penerima manfaat bukanlah peminta-minta dengan tangan di bawah, tapi mitra MPS dan Lazismu dalam pengembangan program.

“Ke depannya para penerima manfaat akan menjadi jejaring MPS dan Lazismu sebagai mitra strategis, baik dalam pemberdayaan maupun pelayan bagi teman-teman penyandang disabilitas dengan jangkauan yang lebih luas,” ungkapnya.

Muhammad Idham Azhari yang merupakan mentor dan praktisi literasi digital, bisnis digital, pemasaran digital, transformasi digital, dan juga sorang pelaku usaha menjadi nara sumber dalam pelatihan ini. Pelatihan dilaksanakan dengan metode dialog dan partisipasi antar peserta dan nara sumber, sehingga partisipasi peserta tidak dibatasi dari awal sampai akhir.

Kegiatan dimulai dengan pemetaan usaha, produk, legalitas, dan kendala yang dihadapi. Nara sumber lebih berperan sebagai mentor usaha dan pemberi solusi bagi peserta. Dalam hal ini terungkap bahwa kendala utama yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dalam menjalankan usahanya adalah akses modal, legalitas usaha, dan pemasaran.

Program GEI didesain untuk membantu usaha penyandang disabilitas pada masa pandemi Covid-19 karena kelompok ini menjadi salah satu yang paling rentan, baik dari aspek kesehatan, sosial, apalagi pekerjaan dan usaha akibat pembatasan yang diberlakukan pada masa ini. Meskipun demikian, program GEI ke depannya akan tetap dilanjutkan dengan jangkauan yang lebih luas, baik dari segi penerima manfaat maupun tempatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement