Selasa 22 Feb 2022 16:12 WIB

Presiden Ukraina Tuduh Rusia Rusak Upaya Perdamaian

Zelenskiy menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia merusak upaya perdamaian
Foto: AP/Eduardo Munoz/Pool Reuters
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia merusak upaya perdamaian

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV --  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia merusak upaya perdamaian, Selasa (22/2/2022). Moskow dinilai mengesampingkan membuat konsesi teritorial.

Zelenskiy berbicara setelah keputusan Rusia untuk secara resmi mengakui dua wilayah Ukraina timur sebagai wilayah merdeka dan mengirim pasukan ke wilayah tersebut. Tindakan ini mempercepat krisis yang dikhawatirkan Barat dapat memicu perang besar.

Baca Juga

Setelah memimpin pertemuan dewan keamanan, Zelenskiy menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina. Dia mengatakan itu bisa berarti Rusia menghentikan pembicaraan damai Minsk yang bertujuan untuk mengakhiri konflik separatis di Ukraina timur.

Zelenskiy mengatakan Ukraina ingin menyelesaikan krisis melalui diplomasi tetapi negaranya siap untuk menggali untuk jangka panjang. "Kami berkomitmen pada jalan damai dan diplomatik, kami akan mengikutinya dan hanya itu," katanya.

"Tapi kami berada di tanah kami sendiri, kami tidak takut pada apa pun dan siapa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun," ujar Presiden Ukraina itu.

Zelenskiy pun menyerukan pertemuan puncak darurat para pemimpin Ukraina, Rusia, Jerman, dan Prancis. Dia mendesak sekutu Kiev untuk mengambil tindakan terhadap Moskow.

Seorang saksi mata Reuters melihat perangkat keras militer yang luar biasa besar bergerak melalui kota Donetsk. Peristiwa ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke Donetsk dan Lugansk untuk menjaga perdamaian.

Tindakan Rusia menarik kecaman Amerika Serikat dan Eropa serta pemberian sanksi baru. Kedua daerah itu sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia dalam praktiknya.

Pemerintahan Zelenskiy telah menyuarakan frustrasi atas keengganan Barat untuk menjatuhkan sanksi pendahuluan setelah Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. "Kami mengharapkan langkah-langkah dukungan yang jelas dan efektif dari mitra kami," ujarnya.

"Sangat penting untuk melihat siapa teman dan mitra sejati kita, dan siapa yang akan terus menakuti Federasi Rusia dengan kata-kata," kata Zelenskiy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement